Momen Kocak Bocah Pertalite Dapat Peci dari KH Anwar Zahid: Sangune Durung!

Momen Kocak Bocah Pertalite Dapat Peci dari KH Anwar Zahid: Sangune Durung!

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 05 Mei 2023 18:12 WIB
Momen Kocak Bocah Pertalite Dapat Peci dari Kiai Anwar: Sangune Durung
Momen Kocak Bocah Pertalite Dapat Peci dari Kiai Anwar: Sangune Durung. (Foto: Istimewa/dok. Anza Channel KH. Anwar Zahid)
Bojonegoro -

Ada sejumlah momen kocak ketika Bocah Pertalite Farhan Abimanu bertemu KH Anwar Zahid, Pengasuh Ponpes Sabilunnajah, Bojonegoro. Momen itu tersebar di sejumlah video yang diunggah akun YouTube milik sang kiai.

Salah satu yang cukup viral dengan jumlah tayangan mencapai 3 juta adalah konten berjudul 'Spesial Lebaran Abimano bersama KH Anwar Zahid' yang diunggah akun Anza Channel KH Anwar Zahid. Ada satu momen di video itu ketika Kiai Anwar memberikan peci.

Ceritanya, Bocah Pertalite yang akrab disapa Manu itu datang ke rumah Kiai Anwar Zahid untuk bersilaturahmi dalam rangka Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah. Di video itu mereka terlihat asyik bercengkerama dan saling becanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Anwar lantas memberikan sarung kepada Manu. Dia meminta Manu menggunakannya untuk menjalankan salat. "Tapi mandi sik. Mandi, wudhu, ngko mundak ngganteng sampeyan. (Tapi mandi dulu. Mandi, wudhu, nanti tambah ganteng kamu). Ojo nggah nggih tok!" Ujar Kiai Anwar.

Pada momen itulah Manu mengucapkan sesuatu secara spontan yang membuat para tamu di rumah sang ulama tertawa. Intinya, Manu yang sudah hendak diberi sarung juga ingin diberi peci seperti milik sang kiai.

ADVERTISEMENT

"Nggih diwaris-warisi kethu ta opo ngoten lho (Ya diwaris-warisi peci atau apa gitu lho)," ujar Manu.

"Ojo iki. Yo, tak jupukne. Sing warna putih apa hitam? (Jangan yang ini. Ya, tak ambilkan. Yang warna putih apa hitam?)" Tanya Kiai Anwar.

"HItam."

"Tapi dipakai ya?"

"Ya. Sing ono asma'ane (yang ada doanya)"

"Iyo tak asma'i," kata Kiai Anwar.

"Asma'i cek pinter (Doakan biar pintar)," celetuk Manu.

Nggak cukup peci dan sarung, Manu juga celetukan soal uang saku. Baca di halaman selanjutnya.

Kiai Anwar masuk ke rumah untuk mengambil peci untuk Manu. Ketika sang kiai keluar, Manu sudah berupaya meraih peci yang masih terbungkus kardus dari tangan Kiai Anwar.

"Sik toh, tak pakeno. Ono dongane, ben waras. Nah... Anyar iki. Pas toh? (sebentar toh, tak pakaikan. Ada doanya, biar sembuh. Nah... Baru ini. Pas toh?)," ujar KH Anwar Zahid.

"Bismillahirahmanirrahim. Manu dadi anak sing soleh. Salat karo ngaji yo tapi?" Tanya kiai dibalas anggukan oleh Manu. Manu minta peci itu dibungkus lagi. Oleh Kiai Anwar, permintaan Manu itu diturut sembari terus berpesan agar Manu rajin salat dan mengaji.

"Wis, digawa (Sudah, silakan dibawa)," ujar Kiai Anwar memberikan kardus berisi peci. "Iki sarunge (ini sarungnya)," sembari memberikan sarung yang sebelumnya hendak diberikan kepada Manu.

Lagi-lagi Manu mengucapkan celetukan yang membuat tamu di rumah KH Anwar Zahid kembali tertawa. Belum cukup sarung dan peci, Manu juga menyinggung tentang uang saku.

"Sangune durung (uang sakunya belum)," kata Manu. "Lek sangune eling, ngajine lali".

"Sangune eling, ngajine yo kudu eling toh!" Seru KH Anwar Zahid sembari memberikan 3 lembar uang terdiri dari 2 pecahan uang Rp 50 ribu dan 1 pecahan Rp 100 ribu.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads