Hani Istighfaroh yang baru berusia 3 tahun kehilangan bola mata kanannya akibat kanker yang diderita. Demi kesembuhan Hani, orang tuanya rela menjual harta benda yang dimiliki.
"Kalau biaya operasi dan kemoterapi memang ditanggung BPJS. Yang juga butuh pengeluaran itu biaya hidup di Surabaya dan wira-wiri ke Jember," kata ibunda Hani, Maghfiroh, Sabtu (29/4/2023).
Menurut Maghfiroh, dia dan suami harus tinggal berhari-hari di Surabaya selama Hani kemoterapi sebelum dan sesudah operasi. Kemoterapi harus dijalani Hani karena kankernya sudah menyebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kankernya sudah menyebar, bahkan ada indikasi ke mata kiri. Jadi nggak bisa langsung operasi. Harus kemoterapi dulu," kata perempuan yang tinggal di Dusun Panggul Melati, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumuk Mas, Jember itu.
Kemoterapi yang dilakukan di Rumah Sakit dr Soetomo tidak hanya sekali. Dan sekali kemoterapi, Maghfiroh dan suaminya harus berada di Surabaya sekitar seminggu.
"Sebelum operasi, kemoterapi tiga kali. Setelah operasi, kemoterapi 9 kali. Ini agar kankernya benar-benar mati," kata Maghfiroh.
"Untuk biaya hidup di Surabaya dan kebutuhan Hani ini yang memang juga cukup besar," kata Maghfiroh.
Di lain sisi, penghasilan suami yang hanya sebagai buruh tani, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian juga penghasilan Maghfiroh yang bekerja sebagai guru TK.
"Jadi ya kita jual apa yang kita punya. Ada motor kita jual. Nenek punya kambing juga kita jual," katanya.
Bahkan Maghfiroh juga terpaksa harus utang ke sana ke mari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dia juga mengaku sampai saat ini masih punya utang yang harus dibayar.
"Beruntung orangnya baik, mau saya bayar dengan cara dicicil," ujar Maghfiroh.
(sun/iwd)