Rasa prihatin tercurah untuk Hani Istighfaroh, warga Dusun Panggul Melati, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumuk Mas. Putri berusia 3 tahun ini kehilangan bola mata sebelah kanan akibat kanker.
"Awalnya usia 6 bulan kayak ada titik bening di mata kanan. Akhirnya saya bawa ke dokter mata. Dari situlah diketahui kalau putri saya ini kena kanker ganas di mata kanannya," kata ibunda Hani, Maghfiroh, Sabtu (29/4/2023).
Atas saran dokter, Maghfiroh lalu membawa Hani ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya. Di sana, dokter menyarankan agar Hani segera dioperasi untuk mengangkat bola mata sebelah kanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu kita tidak langsung mengiyakan. Kami bawa pulang. Sampai di rumah, banyak yang menyarankan agar tidak usah dioperasi. Alasannya kasihan. Apalagi usianya baru 6 bulan," imbuh Maghfiroh.
Hani pun kemudian menjalani pengobatan alternatif. Namun upaya itu tak membuahkan hasil. Malah kondisi mata Hani semakin parah. Balita itu juga sering mengeluh sakit.
"Saat usianya 1 tahun, kita bawa lagi ke dr Soetomo Surabaya. Dan ternyata hasil pemeriksaan, kankernya sudah menyebar ke yang kiri. Sempat dimarahi juga sama dokternya," terang sang ibu.
"Tapi saat itu tidak bisa langsung operasi. Harus kemoterapi dulu. Karena memang kondisinya sudah parah dan menyebar," sambungnya.
Setelah beberapa kali kemoterapi, Hani menjalani operasi. Bola mata kanan balita itu harus diangkat. Operasi pun berjalan lancar.
"Tapi sampai sekarang masih harus perawatan. Utamanya menjaga mata kirinya," kata Maghfiroh.
Sudah tak terhitung besarnya biaya yang harus dikeluarkan Maghfiroh dan suaminya. Dia yang seorang guru TK dan suaminya yang bekerja sebagai buruh tani, harus pontang-panting untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan motor dan perabotan sampai ikut terjual.
"Kalau pengobatan medisnya dan operasinya memang pakai BPJS. Tapi yang juga butuh biaya itu kan riwa-riwi ke Surabayanya. Dan biaya hidup di sana. Kadang sampai beberapa hari sampai bulan," terangnya.
"Ya kadang harus ngutang. Sampai sekarang kita masih punya tanggungan utang yang harus kita cicil. Untung orangnya mau dicicil," tutup Maghfiroh.
(sun/iwd)