Permintaan Maaf dan Keputusan Vital Wali Kota Eri Atasi Banjir Surabaya

Permintaan Maaf dan Keputusan Vital Wali Kota Eri Atasi Banjir Surabaya

Esti Widiyana, Meilissa Dwi Ervanda - detikJatim
Jumat, 28 Apr 2023 17:48 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat tegaskan sanksi untuk para pelaku perang sarung.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan permohonan maaf kepada warga Surabaya atas banjir yang menggenangi kawasan Mayjend Sungkono. Namun, dia harus mengambil keputusan dengan cepat, kalau tidak banjir malah makin parah dan menggenangi permukiman warga.

"Saya mohon maaf ke warga Surabaya, ini pilihan sulit, kalau nggak dibuang ke jalan kena rumah-rumah warga," tegas Eri, Jumat (28/4/2023).

Eri menjelaskan, ada dua pilihan yang harus diambil. Pertama, air menggenangi jalanan di kawasan Mayjend Sungkono. Kedua, air menerjang permukiman warga. Di tengah dua pilihan itu, keputusan yang diambil Eri sangat vital. Dia memilih pilihan yang pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan deras mengguyur daerah hulu atau kawasan Darmo yang kondisi geografisnya lebih tinggi. Semua air kemudian menuju ke satu titik yakni ke kawasan Mayjend Sungkono. Di Mayjend Sungkono, saluran air kemudian pecah menjadi dua, ke Utara menuju Kembang Kuning dan Selatan ke kawasan Ciputra World atau Kupang Indah.

Saking derasnya air dari atas, tembok tanggul yang ada di Sungai Banyu Urip pun jebol sekitar 20 meter. Saat itu, Eri mengambil langkah cepat. Dia langsung meminta agar pintu air yang mengarah ke Banyu urip segera ditutup. Jika tidak, maka tembok tanggul yang jebol bisa semakin luas dan bisa menggenangi permukiman warga.

ADVERTISEMENT

"Sehingga saya harus ambil keputusan untuk membuang air ke arah Mayjend Sungkono, arus lalu lintas kita arahkan dulu ke Dukuh Kupang. Kalau itu (menutup pintu air) tidak kami ambil yang kena malah rumah-rumah warga," tambah Eri.

Eri menyebut bahwa ketika hujan deras, genangan memang berpotensi muncul. Sebab, air akan antre untuk masuk ke saluran dan sungai.

"Surabaya meskipun hujan deras dan ada banjir atau genangan pasti langsung surut ketika hujan mulai reda. 30 menit pasti langsung surut. Tapi saya tidak ingin ada banjir atau genangan meskipun cuma 30 menit," sebut Eri.

Ke depan, Eri meminta agar saluran air dibangun secara maksimal. Tidak hanya untuk kawasan Mayjend Sungkono, tapi juga beberapa kawasan lainnya.


"Kita harus menghitung tanah-tanah kosong seperti Lakarsantri, Made, kan masih kosong banyak. Kalau kita tidak menghitung maksimal ya jebol nanti," ungkapnya.

Eri tidak ingin membangun saluran air secara asal-asalan. Sebab, jika saluran air tidak dikerjakan serius, pemimpin Surabaya selanjutnya akan kesusahan.

"Kasihan wali kota selanjutnya dikira nggak bisa kerja, padahal dulu tanahnya masih kosong. Sekarang sudah diisi rumah. Maka, saya tidak boleh meninggalkan PR untuk wali kota berikutnya," tukasnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads