Puasa Syawal adalah puasa sunah. Dikerjakan selama 6 hari sejak 2 Syawal atau sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Meski hukum puasa di Bulan Syawal ini sunah, tapi keutamaannya setara dengan puasa wajib selama setahun penuh. Simak penjelasan, tata cara, serta bacaan niatnya.
Orang yang berpuasa di luar tanggal 2 hingga 7 Syawal meskipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan Puasa Syawal, seakan telah melakukan amalan puasa wajib selama setahun penuh.
Seseorang dapat menentukan kapan akan melaksanakan puasa Syawal. Misalnya tiap hari Senin dan Kamis, atau pada tanggal tertentu selama masih di bulan Syawal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keutamaan Puasa Syawal
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), berpuasa selama enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan. Sesuai sabda Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun. (HR Muslim)
Pahala yang didapat dari berpuasa sunah di bulan Syawal ialah seakan berpuasa selama satu tahun lamanya. Perhitungan ini mengacu pada firman Allah dalam QS Al-An'am:
مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ
Artinya: Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya. (QS Al-An'am: 160)
Berdasarkan ayat tersebut berarti setiap satu amal kebaikan akan mendapat balasan pahala 10 kali lipat. Umat muslim yang telah mengerjakan puasa Ramadhan sebulan penuh akan dihitung dengan 30 hari dan mendapat ganjaran pahala dikali 10 yang berarti sama dengan 10 bulan.
Sementara jika ingin mengerjakan 6 hari puasa syawal dan mendapat 10 kali lipat pahala maka sama dengan 2 bulan berpuasa. Jika dijumlah, maka telah mendapatkan pahala setara dengan 12 bulan atau 1 tahun berpuasa.
Hukum Puasa Syawal
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), bagi seseorang yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib (qada puasa Ramadhan, puasa nazar) maka puasa Syawal hukumnya sunnah.
Namun, bagi seseorang yang memiliki utang puasa wajib atau puasa Ramadhan karena uzur (misalnya haid, sakit, perjalanan jauh, dan lainnya) maka hukumnya makruh.
Sedangkan bagi mereka yang utang puasa Ramadhan karena kesengajaan tanpa ada uzur, maka hukumnya haram. Sebab, diwajibkan untuk menunaikan puasa yang sifatnya wajib terlebih dahulu, baru berpuasa sunnah Syawal.
Seseorang yang melaksanakan qada puasa wajib atau menunaikan nazar puasa di bulan Syawal, tetap memperoleh keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.
(dpe/iwd)