PDIP Surabaya Ajak Warga Memaknai Lebaran Sebagai Momen Perkuat Silaturahmi

PDIP Surabaya Ajak Warga Memaknai Lebaran Sebagai Momen Perkuat Silaturahmi

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 22 Apr 2023 16:05 WIB
PDIP Surabaya
Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono. (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

PDI Perjuangan (PDIP) Surabaya menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1444 H dengan penuh suka cita. Para kader banteng menikmati kebahagiaan Lebaran bersama sanak keluarga dan warga untuk saling bermaaf-maafan, berjabat tangan, dan memperkuat tali silaturahmi.

"Kami keluarga besar PDI Perjuangan Kota Surabaya menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin kepada seluruh warga. Minal aidin walfaidzin. Ke depan, kami semua akan bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan pengabdian kepada masyarakat, menyempurnakan kekurangan dalam proses pelayanan kepada warga," kata Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono kepada detikJatim, Sabtu (22/4/2023).

Adi mengatakan, Lebaran ini bisa menjadi momen untuk saling membuka pintu maaf bagi siapapun. Sebab, tak ada manusia yang sempurna, tentunya memiliki kesalahan dalam menjalani setiap fase kehidupan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menuntaskan puasa selama satu bulan Ramadhan, para kader PDIP dan warga masyarakat saling berbagi ucapan Idul Fitri.

"Memaafkan dan dimaafkan adalah keniscayaan dalam proses kehidupan kehidupan manusia. Inilah indahnya Lebaran, indahnya Idul Fitri, di mana kita saling membuka diri untuk meminta maaf sekaligus memaafkan siapapun," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Melalui tradisi unjung-unjung, nuansa Lebaran menjadi momentum indah untuk bergembira bersama keluarga, tetangga, dan handai taulan. Sebab, semua berkumpul, berbagi cerita apa saja dengan sanak kerabat.

"Mungkin bercerita soal lika-liku kehidupan selama ini, makanan favorit, hobi olahraga, dan sebagainya. Semuanya menjadi warna-warni yang menambah kesan saat berkumpul bersama keluarga," kata Ketua DPRD Surabaya ini.

Selain itu juga tradisi mudik yang memberikan banyak warna dan kemeriahan saat Lebaran. Dimana dengan mudik juga bisa membantu menggerakkan ekonomi rakyat.

Dalam momentum Lebaran, Adi mengajak semua warga untuk meningkatkan kepedulian kepada lingkungan sekitar, terutama para tetangga. Meski Surabaya telah menjadi kota metropolitan, suasana keguyuban antar-warganya tak boleh hilang. Tradisi unjung-unjung telah memperkuat keguyuban dan tali persaudaraan di antara warga masyarakat.

"Kepedulian kepada tetangga sangat penting. Mari kita tengok kondisinya. Rasa saling peduli ini yang menjaga Surabaya tetap menjadi kota metropolitan, namun selalu penuh kisah-kisah humanis dalam keseharian warganya. Jangan ada sikap individualisme dalam kehidupan antarwarga," jelasnya.

Salah satu momentum merajut kepedulian dengan lingkungan sekitar ialah penyelenggaraan halalbihalal di kampung-kampung se-Surabaya. Biasanya di tingkat RT dan RW digelar halal bihalal.

Adi menjelaskan, tradisi halalbihalal di masyarakat Indonesia lahir dari dialog Presiden pertama Ir Soekarno dan ulama NU KH Wahab Chasbullah. Pada 1948, saat awal republik berdiri masih diwarnai banyak pertentangan politik, Bung Karno meminta pendapat dari KH Wahab Chasbullah, di mana kemudian diberikan saran agar diselenggarakan silaturahmi antar-anak bangsa.

Bung Karno meminta istilah selain silaturahmi, sehingga tercetus lah 'halalbihalal;, sebuah penanda bahwa setiap pertentangan dan konflik antar-anak bangsa harus saling dimintakan maaf sehingga semua menjadi "halal".

"Semarakkan halalbihalal di kampung-kampung untuk menjadi sarana saling peduli antar warga. Juga melibatkan UMKM kampung untuk pemenuhan kebutuhan. Semuanya indah dan guyub, saling menumbuhkan," pungkasnya.




(dte/dte)


Hide Ads