Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan tepat dipilih menjadi alternatif mudik Lebaran. Jalan nasional tersebut selama ini telah menjadi penghubung akses transportasi lintas provinsi Jatim-Jateng.
Setidaknya ada 2 alasan JLS direkomendasikan untuk pemudik. Pertama, kondisi jalan cukup bagus dan langsung tersambung antarwilayah. Kedua, sebagian besar rute melalui objek wisata alam dengan panorama memukau.
"Alhamdulillah, (jalur) semua layak," ujar Kasatlantas Polres Pacitan AKP Siswoyo kepada detikJatim, Selasa (18/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kami koordinasikan dengan instansi terkait. Yang perlu perbaikan agar segera diperbaiki," imbuhnya.
![]() |
detikJatim berkesempatan menelusuri jalur yang menyusuri belahan selatan Kota 1001 Gua. Perjalanan dimulai dari ujung barat Pacitan berbatasan dengan Wonogiri, Jateng dan berakhir di bagian timur berbatasan dengan Trenggalek.
Tugu Brawijaya yang berdiri megah mengapit jalan raya menjadi penanda pintu masuk Pacitan dari arah Jateng. Lokasinya berada di Dusun Glonggong, Desa Belah, Kecamatan Donorojo. Jalan mulus selebar 12 meter terbagi dengan median di tengah menjadi pemandangan pertama.
Berikutnya perjalanan banyak diwarnai tikungan. Kondisi seperti itu memang menjadi ciri khas jalan di wilayah berkontur pegunungan. Meski begitu secara umum kondisi jalan cukup laik. Beberapa ruas yang sebelumnya banyak lubang juga sudah tertutup.
Bahkan di ruas Kalipucung yang merupakan perbatasan Kecamatan Punung dan Pringkuku, lapisan aspal tampak baru. Padahal beberapa pekan sebelumnya, jalur yang terdiri dari tikungan dan tanjakan itu bertabur lubang dan permukaan bergelombang.
Sekitar 3 menit dari titik tersebut pengguna jalan akan tiba di Pertigaan Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku. Jika mengambil arah kanan pengemudi akan diarahkan menyusuri jalan nasional hingga tembus ke Ibu Kota Kabupaten Pacitan. Jalur itu melintasi kawasan hutan yang asri.
Sementara jika ingin menghemat waktu perjalanan, kendaraan dapat diarahkan lurus melalui jalur alternatif Sedeng. Yang harus dicatat, jalan tersebut hanya diperuntukkan kendaraan roda 4. Selain tak terlalu lebar, beberapa bagian juga terdiri dari tikungan dan turunan ekstrem. Pengemudi wajib berhati-hati saat melintas.
Tiba di gerbang masuk Kota Pacitan sebuah gapura melintang di atas jalan menurun lengkap dengan tulisan nama kota kelahiran SBY. Berikutnya pemudik menyusuri Jalan Yos Sudarso, Ahmad Yani, hingga Jalan Jenderal Sudirman. Sebuah jembatan besar di atas Sungai Grindulu akan membawa pengemudi menuju pertigaan Pasar Arjowinangun.
Untuk kembali masuk ke JLS, cukup ambil rute kanan melalui Jalan Posong. Berikutnya jalur langsung terhubung dengan jalan nasional menuju Kabupaten Trenggalek. Setelah melalui jalan lurus sepanjang 5 kilometer, perjalanan kembali melalui tikungan. Bahkan kali ini disusul jalan menanjak yang cukup panjang. Titik ini tergolong rawan kecelakaan.
Selanjutnya sisa perjalanan menuju Trenggalek dan seterusnya terasa menyenangkan. Sebab rutenya menyusuri pesisir Samudera Indonesia. Keindahan panorama pantai tampak seperti lukisan alam yang menyejukkan mata. Lelah usai menempuh trip panjang pun terobati. Belum lagi sajian kuliner khas yang cukup mudah didapatkan.
"Selamat menikmati perjalanan mudik via Pansela Pacitan. Tetap hati-hati dan jaga keselamatan," imbau AKP Siswoyo yang memimpin Tim Urai Lalu Lintas selama musim lebaran.
(abq/iwd)