Guinness World Record telah mencoret rekor ini dan tidak dicatat lagi. Tujuannya, memang supaya tidak ada lagi orang yang berupaya memecahkan rekor tersebut karena dianggap sangat berbahaya. Yakni rekor tidak tidur paling lama.
Sosok terakhir yang memegang rekor tidak tidur itu adalah Robert McDonald. Pria itu terjaga selama 453 jam 40 menit atau lebih dari 18 hari. Sejak itu, Guinness World Record tak lagi mencatatnya agar tidak ada yang berupaya melampauinya lagi.
"Meskipun tidak lagi mengawasi rekor ini terkait bahaya yang diasosiasikan dengan gangguan tidur, bisa dikatakan bahwa tak seorang pun diketahui telah memecahkan rekor McDonald," tulis Guinness World Record.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurang tidur memang bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan termasuk sistem imun melemah, gangguan mood, berat badan bertambah, tekanan darah tinggi sampai gangguan jantung.
Sebuah kisah di tahun 1963 di mana 2 remaja coba memecahkan rekor tak tidur untuk proyek ilmiah sekolah. Waktu itu, rekor bangun terlama ialah 11 hari yang dipegang seorang pria di Hawaii. Randy Gardner dan Bruce McAllister pun coba memecahkannya dan mereka menyesalinya seumur hidup.
"Kami anak muda yang idiot," kata McAllister.
Saat itu, Gardner yang coba mengukir rekor dan McAllister mengawasinya.
"Aku bangun bersamanya untuk mengawasinya dan setelah tiga hari tidak tidur, aku menulis sesuatu di dinding tanpa sadar," kisah McAllister.
Setelah percobaan itu, Gardner mengalami mood naik turun, ingatan jangka pendek melemah, masalah konsentrasi, paranoid, dan halusinasi.
Pemindaian terhadap otak Gardner juga menemukan sesuatu yang tidak beres, di mana sebagian otak 'tertidur' dan sebagian 'terbangun'. Seperti antara ada dan tiada.
Kisah lainnya pada 2007, pria yang tinggal di Inggris bernama Tony Wright mencoba bangun 11 hari dalam upaya terlarang memecahkan rekor bersangkutan.
Dia memang gagal dan sangat kelelahan, tapi mencoba mengambil sisi positifnya. Menurutnya, terbangun sekian lama membuatnya bisa mengakses bagian otak yang lain.
"Itulah di saat Anda mulai mengakses bagian yang lain dari otak, bagian yang lain dari diri sendiri," katanya.
(dpe/iwd)