Pantauan detikJatim di lokasi, ada sekitar 37 orang yang mengikuti tes urine. Mereka terdiri dari sopir bus, kenek (armada bus), sopir angkutan umum maupun travel.
Subkor Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BBN Kabupaten Blitar, M Yusuf Eko menargetkan sekitar 50 orang supir bus dan angkutan untuk ikut tes urin. Namun, jumlah tersebut bisa berubah seiring dengan kedatangan armada bus dan angkutan lainnya di Terminal Tipe A Patria Blitar.
"Targetnya 50 orang, ini sementara sudah ada sekitar 37 orang yang mengikuti tes urine. Jadi ini masih berlangsung," kata Yusuf saat ditemui detikJatim, Selasa (18/4/2023).
Menurut Yusuf, hasil tes urine dari 37 orang menunjukkan hasil yang negatif. Artinya, tidak ditemukan sopir maupun armada bus yang teridentifikasi menggunakan obat terlarang atau narkoba.
"Hasil sementara semua negatif, tidak ada yang teridentifikasi pakai narkoba. Masih aman," terangnya.
Yusuf mengatakan apabila ditemukan sopir bus ataupun angkutan umum yang teridentifikasi menggunakan narkoba maka akan langsung diproses. Bahkan akan dibantu untuk rehabilitasi.
"Kalaupun ada temuan tetap akan diproses, karena ada tim dari Polres Blitar Kota sebagai penegak hukum untuk penindakan. Kemudian kami juga akan bantu rehabilitasi di kantor, dengan tim dokter dan psikolog," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Terminal Tipe A Patria Blitar Verie Sugiharto mengatakan pemeriksaan kesehatan maupun tes urine pada supir dan armada bus dilakukan secara rutin. Termasuk menjelang mudik lebaran.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menjamin keamanan maupun keselamatan penumpang selama perjalanan mudik. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan masing-masing PO bus untuk tidak melibatkan pengguna narkotika sebagai pengemudi bus.
"Masing-masing PO bus sudah diinformasikan, kalau sampai ada temuan baik sopir dan kernek langsung harus diganti. Kalau tidak, tidak boleh jalan busnya. Karena ini untuk menjamin keselamatan penumpang," tegasnya.
(abq/iwd)