Hijrah salah satu pentolan Bonek, Cak Tessy tak ujug-ujug terjadi. Cak Tessy melewati proses jatuh yang benar-benar membuat dirinya ingin berubah. Titik baliknya terjadi saat dia pernah mengalami pahitnya hidup.
Pada tahun 2015, ia pernah mengalami masa sulit dalam perjalanan mendukung Persebaya. Tessy pun mulai berpikir mengenai perjalan hidupnya.
"Akhirnya saya merasakan selama satu tahun kok soroh ngene ya. Saya berpikir, harus berbuat baik dan tidak mengulai lagi hal-hal ini," tutur pemilik nama lengkap Heri Agus Suprianto tersebut kepada detikJatim, Senin (9/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2017, Cak Tessy mengaku masih tak bisa lepas dari minuman keras. Bahkan, saat awal-awal, dirinya belum tobat total. Dia mengaku masih melakukan maksiat meski di satu sisi lain dia juga salat.
"Yang pasti waktu itu ya salat, ya ikut pengajian, tapi ya tetap mabuk. Nggak bisa seratus persen baik terus. Waktu itu saya imbangi antara salat, ngaji, dan minum miras," tambah Cak Tessy.
Setelah menjalani masa-masa itu, Tessy pun mendapatkan rezeki paling luar biasa dari Allah. Dia dikaruniai anak kedua. Sejak anak keduanya lahir pada 2019, Tessy memutuskan berhenti minum miras secara total. Bahkan, dia juga sempat berhenti merokok.
"Ketika anakku yang kedua lahir itu, saya berhenti merokok dan minum arak. Saya sendiri merasa badan saya ini tambah tua dan sudah nggak kuat," beber Cak Tessy.
Apalagi, Cak Tessy juga pernah masuk rumah sakit lantaran kesehatannya rusak karena sering mengonsumsi minuman keras. Bahkan, dokter juga mengingatkan agar berhenti minum minuman keras. Juka itu tidak dilakukan, umur Cak Tessu diperkirakan tak akan panjang.
"Waktu itu saya sempat marah ke dokternya, 'sampean mendoakan saya cepat mati?' Tapi setelah dijelaskan dokter, saya bisa mengerti jika itu untuk kebaikan saya sendiri," sebut Cak Tessy.
Cak Tessy ingin melihat anak-anaknya tumbuh dewasa. Dia sebenarnya ingin melihat anaknya jadi pemain sepkbola, namun semua ia serahkan kembali ke Allah.
"Yang membuat saya lebih kuat untuk berhenti itu karena saya melihat anak saya jika sudah besar. Jangan sampai saya nggak ada dulu (meninggal) sebelum anak saya sudah besar. Saya ingin melihat anak saya jadi pemain sepak bola, tapi itu semua kan tergantung Gusti Allah mas," jelas Tessy.
Ditambah lagi, ia telah mengenal sosok guru mengaji bernama Gus Prima di Bratang Gede, Surabaya. Ia bertemu dengan Gus Prima saat salat Jumat di tempat majelisnya.
"Saya sebelumnya kenal beberapa ulama dan mendapat nasihat, tapi nggak begitu saya gubris. Hingga Pada tahun 2019 saya mulai kenal sama Gus Prima di tempatnya waktu salat Jumat, saya nggak sengaja salat Jumat di masjidnya beliau," tutur Cak Tessy.
Setelah itu, Cak Tessy mulai diajak ngobrol dan mulai mengikuti kegiatan majelis pengajian Gus Prima. Mulai selawat, pengajian dan sering mendengarkan ceramah agamanya. Meski demikian, Cak Tessy mengaku sempat malu karena datang memakai baju hitam berlogo persebaya.
"Pas pertama sampai di tempat majelisnya itu saya mau pulang, karena pakai baju hitam berlogo Persebaya. Terus digandeng sama muridnya Gus Prima, sehingga saya ikut dalam pengajian itu. Yang kedua karena malu, saya nggak datang lagi. Tapi karena ditelepon sama Gus Prima sendiri, saya pun hadir kembali dan terus hadir sampai sekarang," jelas Tessy.
Setelah itu, ia pun mengenal para Habaib hingga diajak untuk menghadiri selawatan. Ia pun mulai mengenal beberapa Syekhermania atau para pencinta salawat yang juga menjadi bonek.
"Dari situlah saya sering diajak selawatan dan kenal para Habaib. Setelah beberapa kali mengikuti selawat, saya mulai terbuka dan sering mengikuti pengajian, termasuk Majelis Ngaji Lan Ngopi binaan Habib Muhammad Assegaff (pengasuh Pondok Ar Raudhloh, Surabaya) yang di warung kopi itu," terang Tessy.
Cak Tessy mengajak para Bonek untuk tetap mencintai Persebaya sewajaranya. Ia juga berpesan agar mencintai Persebaya tanpa mengurangi rasa cinta kepada Tuhan, agama, dan orang tua. Sebab, hidayah akan selalu ada bagi mereka yang ingin berubah.
"Dari situ saya merasakan, ternyata hidayah itu memang ada. Untuk itu, beberapa kali saya juga sering mengajak temen-temen Bonek saya ajak untuk selawatan dan sering saya sampaikan bahwa kehidupan ini bukan hanya tentang Persebaya," tukas Tessy.
(dpe/dte)