Selama menjalani kehidupan, manusia tak pernah luput dari dosa. Namun, setiap orang punya kesempatan untuk berubah jadi lebih baik dalam suatu waktu di dalam titik hidupnya. Itu lah yang dialami oleh Cak Tessy, salah satu pentolan Bonek-julukan suporter Persebaya.
Pria bernama lengkap Heri Agus Suprianto itu pernah terjerumus ke dalam lembah hitam narkoba saat menjadi Suporter Persebaya 15 tahun silam. Setelah tersandung masalah itu, dia hijrah jadi pencinta selawat. Cak Tessy sering datang acara-acara selawat bersama para habaib.
"Alhamdulillah, sekarang ada rutinan selawatan. Kadang yang diundang temen-temen untuk selawat bareng para habaib," kata Cak Tessy kepada detikJatim, Senin (9/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkenalan Cak Tessy dengan sepakbola berawal saat dirinya mencintai AC Milan. Setelah memgenal Mitra Surabaya, klub sepakbola lokal Surabaya, Cak Tessy pun mulai mendukungnya.
"Terus pas duduk kelas 3 SD (Sekolah Dasar) saya mulai mengenal Persebaya. Dari situlah saya selalu ikut kakak pas lihat Persebaya," tambah pria berusia 38 tahun tersebu.
Setelah beranjak dewasa, Cak Tessy mulai punya komunitas Bonek sendiri. Ia kerap bersama teman-teman sebayanya pergi menonton Persebaya. Bahkan sampai ke luar kota.
"Semakin lama tambah banyak teman dari Bonek. Termasuk teman-teman bonek dari beberapa tribun. Hingga akhrinya saya diajak ke yayasan suporter dan kenal mas Hamin Gimbal pada tahun 2004," ungkap Cak Tessy.
Semenjak bergabung di Yayasan Suporter Surabaya (YSS), Cak Tessy mulai mengenal beberapa senior Bonek. Ia pun mendapat bagian untuk memukul senar drum saat pertandingan Persebaya berlangsung.
"Waktu itu saya masih pegang senar drum, masih di bawahnya mas Hamin Gimbal. Sehingga ketika pertandingan keluar kandang, saya disuruh bantu mas Hamin menjadi dirigen," kata Tessy.
Pada tahun 2008, Cak Tessy mulai memimpin tribun sendiri. Tepatnya di belakang gawang bagian Selatan Stadion Gelora 10 November, Tambak Sari Surabaya.
"Kemudian pada tahun 2010-2011, ketika pertandingan Persebaya dipindah ke GBT, saya juga memiliki tribun sendiri sebagai dirigen," tuturnya.
Perjalan panjang tersebut, membuat diirnya semakin memiliki teman Bonek yang semakin banyak. Berbagai teman di lingkungan suporter memiliki kebiasan tersendiri, mulai kegiatan positif hingga negatif.
"Yo kan pasti nek arep pertandingan mendem disek. Wes mggak karuan, mendem sampek nggak iso tangi yo pernah. Sing pasti, arak iku nggak telat. (Ya kan pasti kalau sebelum pertandingan itu mabuk dulu. Sudah rusak waktu itu, mabuk sampai nggak bisa bangun juga pernah. Yang pasti miras itu nggak pernah telat)," beber pria yang tinggal di kawasan Ngagel ini blak-blakan.
"Intinya waktu itu, tujuan hidup saya hanya untuk Persebaya sampai mati," tambahnya.
Masa-masa kelam itu ia lalui setiap pertandingan. Hingga pada tahun 2015, ia mengalami masa sulit.
"Sampai pada akhirnya 2015 saya alam masa sulit.," ungkap Cak Tessy.
Lalu seperti apa titik balik Cak Tessy? Baca selengkapnya di sini.
(dpe/dte)