Warkop 'plus-plus' dengan pelayan berbaju seksi ramai ditolak warga Perumahan Gading Fajar Sidoarjo. Penolakan ini bukan tanpa alasan, warga mengaku resah dengan hadirnya sejumlah warkop yang menjamur di kawasan perumahan.
Kemunculan warkop semi permanen ini telah berlangsung sejak pertengahan 2022. Kehadiran warkop membuat masyarakat terganggu, apalagi warkop plus-plus ini mulai buka pukul 21.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB dini hari. Saat Ramadhan ini, warkop tetap buka hingga sahur.
Salah satu warga, Fatkhur (30) mengatakan, keberadaan warkop plus-plus tersebut sangat mengganggu warga Desa Sepande. Dia juga khawatir adanya warkop bisa merusak generasi muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan keberadaan warkop plus-plus tersebut sangat mengganggu masyarakat, kalau ini dibiarkan akan merusak generasi muda, terutama pemuda Desa Sepande," kata Fatkhur kepada detikJatim, Sabtu (15/4/2023).
"Apalagi di saat bulan Ramadhan ini, warga menilai bahwa penjual warkop itu tidak menghormati bulan suci Ramadhan, warga meminta warkop itu harus pindah dari Gading Fajar," imbuh Fatkhur.
![]() |
Warga lainnya, Suari mengaku, ada puluhan warkop plus-plus yang buka sampai dini hari. Setiap warkop memang dijaga oleh beberapa wanita yang cantik dan berpakaian seksi. Hal ini, membuat warga resah apalagi setiap warkop memainkan musik hingga waktu sahur.
Tak hanya itu, Suari juga menyebut, meski warkop tak menyediakan minuman keras, tetapi warga kerap menemui adanya pengunjung yang mabuk-mabukan.
"Setiap malam di Gading Fajar ini ramai banget, setiap warkop ada musiknya. Warkop tersebut hanya menyediakan kopi, dan makanan ringan tidak menyediakan minuman keras (miras). Namun dari pengunjung warkop membawa miras sendiri," imbuh Suari.
Sementara itu, Kapolsek Candi Kompol Seogeng Prajitno mengatakan, pihaknya turun langsung dalam memberikan imbauan pada pengusaha warkop agar segera tutup. Polisi bersama Banser hingga warga meminta warkop plus-plus tak lagi dibuka.
Soegeng mengaku ikut mendampingi masyarakat agar penutupan warkop tidak diwarnai aksi anarkis.
"Kita bersama-sama keliling memberikan imbauan kepada para pedagang pemilik warung kopi, khususnya yang buka malam Hari di Jalan Raya Gading Fajar Candi, agar disampaikan secara baik-baik dan humanis serta tidak arogan dan menggunakan kekerasan fisik," tutup Soegeng.
(hil/sun)