Sedih! Ibu-Bayi Tertahan di RS Ponorogo gegara Tak Bisa Bayar Biaya Persalinan

Sedih! Ibu-Bayi Tertahan di RS Ponorogo gegara Tak Bisa Bayar Biaya Persalinan

Charolin Pebrianti - detikJatim
Minggu, 09 Apr 2023 16:13 WIB
Ibu dan bayi tertahan di RS Muslimat Ponorogo karena tak bisa lunasi biaya persalinan
Ibu dan bayi tertahan di RS Muslimat Ponorogo karena tak bisa lunasi biaya persalinan (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Seorang ibu dan bayinya tertahan di rumah sakit karena tak bisa melunasi biaya operasi caesar. Perempuan bernama Siti Chotijah (40) ini tak bisa pulang dari RS Muslimat Ponorogo.

Siti Chotijah merupakan warga Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, ia masih berada di rumah sakit bersama bayi perempuan yang dilahirkannya pada tanggal 6 April 2023.

"Ini sudah hari keempat, tidak bisa pulang karena uangnya kurang," tutur Siti kepada wartawan, Minggu (9/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti menerangkan, seharusnya jadwal pulangnya tanggal 8 April 2023. Namun hingga saat ini, dia masih tertahan di rumah sakit karena belum bisa melunasi biaya administrasi.

"Uang saya hanya Rp 3 juta, habisnya Rp 8 juta. Saya pasien umum, surat keterangan dari desa tidak ada karena kerjanya di Ponorogo, asal saya Madiun," terang Siti.

ADVERTISEMENT

Sementara, suami pasien, Kuswoyo (37) mengatakan, saat memeriksakan kandungan istrinya dia diberi surat rujukan ke RS Muslimat untuk menjalani operasi caesar.

"Akhirnya ke RS Muslimat karena dirujuk ke sini, tapi ternyata kesulitan biaya kena Rp 8,1 juta. Tapi karena tertahan ini jadi Rp 8,9 juta," kata Kuswoyo.

Menurutnya, tiap tertahan per hari dirinya dikenai biaya Rp 200 ribu. Rinciannya Rp 100 ribu untuk ibu dan Rp 100 ribu untuk bayi.

"Saya kerja di Ponorogo, tukang bangunan. Jadi tidak punya surat keterangan tidak mampu, juga tidak punya BPJS," imbuh Kuswoyo.

Sementara itu, Kasie Humas RS Muslimat Tumardi mengatakan dari awal pasien tidak memberitahu petugas jika kesulitan biaya. Padahal jika memberitahu petugas maka pasien bisa diberi keringanan.

"Padahal biasanya ada pasien yang selalu bilang minta keringanan, kami bantu baik lewat organisasi maupun lewat rumah sakit," ujar Tumardi.

Menurut Tumardi, pihak rumah sakit tidak melakukan penahanan pasien. Sebab, wali pasien sendiri yang menjanjikan pelunasan biaya pada Senin atau Selasa. Jadi selama menunggu waktu pelunasan, pasien masih tetap dirawat di rumah sakit.

"Pasien tidak ditahan, tapi wali menyampaikan Senin atau Selasa menunggu transferan keluarganya. Biaya pasien Rp 8,1 juta, pasien membayar Rp 3 juta, dapat keringanan dari RS Rp 1 juta, dari KartaNU dapat Rp 400 ribu," papar Tumardi.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang mendengar adanya kabar tersebut mendatangi langsung RS Muslimat. Bupati Giri melihat kondisi pasien. Giri pun merasa iba dan akhirnya melunasi biaya perawatan pasien sebesar Rp 3,7 juta. Meskipun pasien merupakan warga Madiun bukan Ponorogo.

"Sudah (dibayar), supaya ibu dan bayi segera pulang. Kasihan kalau tertahan lama. Ini kan warga Indonesia, jadi saling tolong menolong," kata Giri.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads