Pemkot berencana melarang operasional perahu tambang se-Surabaya. Kebijakan itu direspons oleh warga, khususnya pengguna jasa di Sungai Brantas itu.
Salah satunya adalah Aditya, warga Kebonsari, Surabaya. Dia mengatakan bahwa Pemkot Surabaya seharusnya juga memberikan alternatif dan solusi yang tepat bila perahu tambang dilarang.
"Kalau ditutup, harus ada solusi. Karena profesi penambang perahu didapat dari sini, pemberdayaan masyarakat nantinya seperti apa?" kata Aditya kepada detikJatim di Kebonsari Raya gang Tambangan Surabaya, Sabtu (1/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 36 tahun itu menyatakan bahwa keberadaan perahu tambang tak hanya menguntungkan pemilik dan karyawan semata. Menurutnya, aktivitas masyarakat sekitar juga bergantung pada perahu tambang itu.
"Kalau pun terkait jarak lebih enak lewat perahu tambang. Ya karena akses lewat jalan aspal ini sangat jauh, muter lewat Rolag atau Sepanjang," ujarnya.
Hal senada disampaikan Indra Surya. Pria asal Magetan itu mengaku keberatan jika operasional perahu tambangan harus disetop.
"Kalau putar lewat Rolag atau Sepanjang, lebih jauh. Makan waktu, bensin juga," ujarnya.
Ia berharap ada solusi yang tepat dari pemerintah. Menurutnya, penutupan perahu tambang bukanlah solusi yang pas.
"Kalau bisa, misalnya dibangun jembatan. Kalau disetop saya kurang setuju. Ini kan memberdayakan masyarakat, otomatis menambah pengangguran juga kalau disetop," katanya.
(dpe/iwd)