Eri juga sudah menyampaikan ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi kepada para siswa. Sanksi sosial merawat penghuni Liponsos Surabaya akan menanti mereka jika masih ada pelajar yang nekat terlibat perang sarung.
"Dinas pendidikan sudah kami sampaikan. Jadi kalau ada di sekolah yang tertangkap anaknya maka kami berikan sanksi. Orang tuanya kami panggil dan anaknya kami berikan sanksi. Iya di Liponsos, jadi kan nggak enak," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota, Senin (27/3/2023).
Wali kota menegaskan bahwa dirinya sudah berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya untuk mengawasi dan menindaklanjuti perang sarung. Bahkan, sudah dilakukan patroli besar-besaran pada Sabtu dan Minggu kemarin.
"Karena kejadian yang di Wiyung itu kan dari Gresik nyerbu Wiyung," ujarnya.
Ia juga akan melakukan pertemuan dengan Kapolres dan Dandim untuk pengamanan Kota Surabaya saat Ramadhan. Terutama mengenai fenomena perang sarung yang selalu muncul saat bulan puasa.
"Ini saya akan bertemu dengan Kapolres dan Dandim untuk menguatkan di masing-masing wilayah. Salah satunya ini. Karena setiap bulan puasa selalu senengane (sukanya) perang sarung ini," jelasnya.
Diketahui, pada Sabtu malam hingga dini hari yang diamankan Satpol PP ada 9 orang. Empat orang tertangkap karena perang sarung, sedangkan 5 lainnya karena balap liar. Operasi itu hasil jangkauan di 4 wilayah, yakni Surabaya bagian utara, selatan, barat, dan timur.
Kemudian pada Minggu malam hingga dini hari ditemukan 4 orang yang melakukan perang sarung di dua lokasi. Yakni di Kecamatan Karang Pilang dan Jalan Kertajaya.
(dpe/iwd)