Isak tangis keluarga mewarnai pemakaman korban perahu tambangan Kemlaten yang tenggelam. Meski berat, namun keluarga tampak mengikhlaskan kepergian Desirre Peni Chindy Khatrine (23).
Pada Minggu (26/3/2023) malam sekitar pukul 19.00 WIB, warga beserta sejumlah petugas gabungan tiba ke rumah duka. Satu persatu petugas dan warga menguatkan keluarga korban
Wakapolsek Karangpilang, AKP Suyadi mengatakan, pihaknya sengaja takziah ke rumah duka Suci, ibu dari korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maksud dan tujuan kedatangan kami menyampaikan turut berduka cita dan bela sungkawa atas meninggalnya putri dari Ibu Suci. Semoga ananda mendapatkan tempat di surga nya Allah SWT, Amin," kata Suyadi, Minggu (26/3/2023).
Suyadi menambahkan dirinya mencoba menghibur dengan memberikan support kepada keluarga korban. Meski begitu, ia memastikan pihaknya tetap melanjutkan proses penyelidikan.
"Supaya, keluarga korban mendapatkan keadilan dan ketenangan pascakejadian," ujar Suyadi.
Sementara itu, Suci orang tua dari korban mengaku tak bisa mengucapkan banyak kata. Ia hanya mengucapkan terima kasih kepada petugas gabungan.
"Terimakasih, Pak kepolisian, khususnya Polsek Karangpilang dan Polrestabes Surabaya," tutur Suci.
Ia berharap, kejadian serupa tak terulang kembali. Serta, lebih memastikan keamanan dan keselamatan dimana pun berada.
Sebelumnya, perahu tambang penyeberangan Sungai Brantas di Jalan Mastrip, Kemlaten, Karang Pilang, Surabaya tenggelam. Perahu tambang itu tenggelam karena bocor.
Kejadian ini membuat satu penumpang bernama Desiree Peni Chindy Khatrine (24) warga Kemlaten VIII RT I3 RW 5 Kebraon, Karangpilang, hingga kini hilang dan belum ditemukan. Sementara 9 motor yang semula turut tenggelam berhasil dievakuasi.
(abq/iwd)