"Anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi Alun-Alun Tugu Kota Malang Rp 7 miliar. Dari jumlah tersebut Rp 100 juta untuk supervisi dan Rp 6,9 miliar itu konstruksinya," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Noer Rahman Wijaya pada Rabu (15/3/2023).
Besaran anggaran yang dialokasikan tersebut juga meningkat drastis dibandingkan wacana awal pada tahun 2021 lalu. Sebab awalnya anggaran yang dikucurkan hanya Rp 3,6 miliar dari APBD.
Rahman lantas menjelaskan adanya tambahan anggaran. Sebab menurutnya ada beberapa tambahan saat proses perencanaan mempercantik salah satu ikon Kota Malang tersebut. Salah satunya adalah perbaikan saluran air untuk mengentaskan masalah genangan air yang sering muncul di sekitar kawasan tersebut saat hujan deras.
"Di wilayah Alun-Alun Tugu Kota Malang saat hujan lebat sering muncul genangan-genangan air. Normalisasi saluran akan dilakukan untuk satu yang mengarah ke Jalan Kahuripan dan kemudian ke Jalan Kertanegara dan Jalan sampingnya Balai Kota," terangnya.
Revitalisasi Alun-Alun Tugu Kota Malang tersebut saat ini sudah melalui proses penyusunan Detail Engineering Design (DED) dan berkas-berkas telah diserahkan kepada Badan Layanan Pengadaan (BLP) untuk selanjutnya menjalani proses tender dalam waktu dekat.
"Rencana berkasnya sudah diberikan ke BLP. Sekarang masih berproses untuk tender. Perkiraan biasanya kalau tender sampai ditemukan pemenang untuk pengerjaan proyek itu memakan waktu sekitar 1,5 bulan. Kita menunggu saja proses berjalan," kata Rahman.
Lalu apa urgensinya revitalisasi yang rencananya tahun ini akan segera dibangun dan memakan dana besar itu? Apalagi diketahui pada Pembahasan PAK 2022 lalu, dewan sempat menolak karena waktu yang terlalu mepet dan diusulkan terlaksana tahun ini.
Terkait urgensi revitalisasi tersebut, Rahman mengatakan bahwa upaya ini adalah salah satu gerakan nyata Dinas Lingkungan Hidup untuk mengusung sebuah konsep baru dalam penataan kawasan Kota Malang. Terlebih Alun-Alun Tugu Kota Malang ini adalah ikon Kota Malang yang sudah ada sejak masa kolonial.
"Berkaitan dengan masalah urgensi, konsep yang di bawah DLH kali ini adalah konsep baru. Terkait dengan penataan yang kebetulan saat ini ada di alun-alun tugu malang. Memberikan konsep baru tanpa meninggalkan ikon atau tematik di Kota Malang," tuturnya.
"Harapannya ke depan, Alun-Alun Tugu Kota Malang ini selain menjadi ikon, bisa menjadi spot yang dinikmati masyarakat," sambungnya.
Dalam proses revitalisasi nanti akan ada pembongkaran pagar yang mengelilingi Alun-Alun Tugu Kota Malang. Selain itu, pelebaran pedestrian dari yang semula 2 meter menjadi 5 meter untuk jogging track.
"Kita juga akan permak pagar kolam, pemberian fasilitas difabel hingga perombakan total taman di sekitar situ," tandas Rahman.
(abq/iwd)