7 Warga Kota Probolinggo Kena Leptospirosis 3 Bulan Terakhir, 2 Meninggal

7 Warga Kota Probolinggo Kena Leptospirosis 3 Bulan Terakhir, 2 Meninggal

M Rofiq - detikJatim
Senin, 13 Mar 2023 23:55 WIB
Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo dr Nurul Hasanah Hidayati
Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo dr Nurul Hasanah Hidayati. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Kota Probolinggo -

Selama Januari-Maret 2023 tercatat 7 kasus leptospirosis di Kota Probolinggo. Dari 7 kasus, 2 di antaranya berujung pada kematian penderita penyakit yang disebabkan kencing tikus tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo dr Nurul Hasanah Hidayati mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati khususnya di lingkungan yang terdapat banyak tikus, genangan air, dan kumuh.

"Dari data yang kami miliki, 7 warga terjangkit leptospirosis ini 1 orang adalah warga Kecamatan Mayangan, 1 orang warga Kecamatan Wonoasih, 3 warga Kecamatan Kedopok, dan 2 warga Kanigaran," ujar Nurul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan 2 warga yang meninggal setelah terjangkit leptospirosis adalah warga Kecamatan Wonoasih dan warga Kecamatan Kanigaran yang mana kedua warga ini meninggal di awal Maret, dan minggu kedua Maret. Mereka yang meninggal diketahui berusia 33 tahun dan 58 tahun.

Dokter Nurul mengatakan bahwa penyebaran penyakit Leptospirosis ini disebabkan bakteri leptospira yang dapat menyebar melalui kencing tikus dan tikus yang sudah terdeteksi virus leptospirosis. Selain itu penyebaran bakteri melalui urin ini biasanya terdapat pada genangan air.

ADVERTISEMENT

"Biasanya genangan yang sudah tercemar kencing tikus inilah yang dapat menularkan penyakit ini, selain itu, penyakit ini akan menular ke manusia melalui luka yang terkontaminasi bakteri," kata Nurul.

Soal gejala leptospirosis dia menjelaskan bahwa orang yang terjangkit ini akan mengalami gejala demam, badan terasa sakit semua, hingga yang terparah penyakit ini dapat menyerang ginjal, hingga liver. Jika tidak ditangani dengan tepat maka dapat menyebabkan kematian.

Demi mencegah penularan warga yang beraktivitas di lingkungan yang rentan adanya pencemaran kencing tikus agar menggunakan pelindung mulai dari sepatu bot hingga sarung tangan.

"Upaya Pemkot untuk mencegah penularan penyakit ini mengeluarkan SE terkait penyakit ini. Kami juga telah memperkuat surveilans di daerah sekitar pasien yang terpapar, serta juga di setiap puskesmas telah menyiapkan Rapid Diagnotic Test (RDT) untuk mendeteksi penyakit ini," ujar Nurul.

Selain sejumlah upaya itu Dinkes dan P2KB terus melakukan sosialisasi terkait penyakit ini. Terutama bahwa penyakit ini banyak terjadi di musim hujan yang banyak genangan serta terdapat banyak tikus.




(dpe/dte)


Hide Ads