Proses pembangunan dek lantai 2 atau aula Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Kabupaten Blitar viral. Itu karena tak hanya menggunakan kerangka besi, namun kerangka bambu. Pembangunan ini sempat disorot karena diduga asal-usul pembangunan memakai uang pemerintah.
Dikonfirmasi detikJatim, Kepala Sekolah MIN 3 Kabupaten Blitar, Sutrisno menegaskan pembangunan ruang aula itu bukan proyek pemerintah. Pihaknya tidak menggunakan anggaran pemerintah.
Hal ini sudah dikonsultasikan dengan Kemenag Kabupaten Blitar. Sehingga, jika diaudit akan aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukan proyek pemerintah. Anggarannya juga hasil mengumpulkan dari amal jariyah anak-anak tiap Jumat. Kami juga punya dana hasil penjualan di koperasi. Bukan urunan komite sekolah juga. Alhamdulillah biaya untuk bikin aula itu sekitar Rp 500 juta," ungkap Sutrisno saat dikonfirmasi, Senin (13/3/2023).
Sebelumnya, dalam postingan akun @Kang sampe Chanel, dinarasikan sedang ada pembangunan dek lantai atas di MIN 3 Mojorejo Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Pemilik akun menceritakan proses pembangunan dek lantai atas seluas 26x9 meter ini dimulai Kamis (20/6/2022).
Tak seperti kerangka dek lantai atas yang menggunakan besi lonjoran, pemilik akun menunjukkan rakitan bambu dengan jarak sekitar 10 cm untuk rangka yang akan dicor dengan semen.
Postingan ini tampaknya belum berakhir, tapi dipotong dengan sengaja oleh akun @sudutsipil. Akun ini mengkritisi sumber dana proyek dan keamanan konstruksi bangunan.
Sutrisno menyebut, sekolahnya memang membangun ruangan di lantai 2 untuk aula. Tepat di bawah ruangan aula tersebut, ada empat kelas yang dipakai belajar para siswa dalam kesehariannya.
"Aula itu dipakai untuk kegiatan temporer siswa. Memang benar rakitan bambu yang dipakai rangka. Tapi selang seling dengan lonjoran besi. Balak dan cagaknya juga tetap pakai besi," imbuhnya.
Menurut Sutrisno, pemakaian kerangka bambu ini atas ide si tukang yang katanya beberapa kali pernah mengerjakan dengan konstruksi serupa di daerah Malang. Trisno pun tak langsung menyetujui karena tak lazim digunakan. Selain itu, dia juga memikirkan keamanan konstruksi bangunan.
"Setelah saya cari di google, ternyata sudah banyak yang memakai rakitan bambu untuk rangka cor itu. Saya pun setuju, karena selain aman, juga mengurangi biaya pembangunan sampai 30 persen," jelasnya.
Pantauan detikJatim, ruangan aula itu kini telah berdiri megah. Hampir tiap hari, beberapa siswa memanfaatkan ruangan itu untuk beragam kegiatan ekstrakulikuler.
Seperti berlatih Pramuka jika di luar hujan, sampai dipakai salat bersama karena kapasitas musala sekolah tidak bisa menampung seluruh siswa saat salat berjamaah.
(hil/fat)