.webp)
Viral postingan pembangunan aula MIN 3 Wates, Blitar dengan konstruksi cor kerangka bambu. Sorotan soal pendanaan dan keamanan konstruksi disampaikan akun @sudutsipil. Berikut keterangan dari Kemenag Kabupaten Blitar menanggapi sorotan itu.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Blitar, Baharudin mengatakan sudah memonitor postingan yang viral itu. Dia menyebut, secara regulasi pendanaan sarana dan prasarana (sarpras) madrasah, apa yang dilakukan MIN 3 Wates ini aman.
"Iya benar itu menggunakan anggaran swadaya mandiri. Karena dalam regulasinya, tanggung jawab pengadaan sarpras pendidikan itu bisa dari pemerintah maupun partisipasi masyarakat," kata Baharudin saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (13/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baharudin menambahkan, selama ini kebutuhan masyarakat dengan kemampuan negara sangat tidak sebanding. Apalagi di Kabupaten Blitar, tidak ada pendamping BOS daerah seperti yang diterima di Kemenag Kota Blitar atau daerah lainnya.
"Anggaran negara itu hanya cukup untuk kebutuhan layanan minimal pendidikan. Seperti guru, ruang kelas untuk belajar. Nah kalau masyarakat sekitar sekolah atau sekolah sendiri membutuhkan sarpras lebih dari itu, mereka bisa mengumpulkan dana swadaya untuk membangunnya," paparnya.
Sedangkan terkait keamanan konstruksi bangunan, Baharudin menambahkan sudah melalui kajian sipil. Dia mengaku pernah membaca konstruksi jembatan di Lamongan juga memakai kerangka bambu.
"Hanya saja, tahapannya harus dikontrol ketat sesuai standar pembangunan. Saya dapat keterangan, MIN 3 ini pakai bambu petung tua. Prosesnya juga direndam dan sebagainya sebelum dirakit jadi rangka dek lantai itu. Insyaallah aman semua," pungkasnya.
(hil/fat)
