Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jatim untuk mengedepankan intelektualisme berdasar pada akal dan ilmu pengetahuan. Menurut Emil, intelektual bukanlah sesuatu yang eksklusif dan merasa lebih dibandingkan golongan masyarakat lainnya.
"Saya melihat intelektual bukan merupakan hal yang ekslusif, akan tetapi intelektualisme adalah sebuah cara untuk menghargai eksistensi ilmu pengetahuan dalam menjawab berbagai fenomena maupun dinamika sosial masyarakat di sekitar kita saat ini," kata Emil saat membuka Silaturahmi Kerja Wilayah (Silakwil) ICMI Jatim di Prime Biz Hotel Surabaya, Sabtu (11/3/2023).
Emil mengatakan saat ini ilmu pengetahuan terus berkembang seiring dinamika sosial dan politik masyarakat di Indonesia, bahkan Jawa Timur. Seorang dikatakan Intelektual adalah mereka yang bisa membuka berbagai pemikiran berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada. Tidak boleh, menjadi seseorang yang menjadi paling tahu dan pintar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intelektualisme ini harus mau membuka kepada hal-hal baru. Maka, proses intelektualisme ini bisa lebih banyak ditanamkan kepada masyarakat," jelasnya.
Sebagai bagian dari Cendikiawan Muslim, mantan bupati Trenggalek ini menyebut ICMI Jatim harus memperjuangkan kemaslahatan umat melalui jalur cendikiawan melalui ilmu pengetahuan secara islami. Tidak boleh lagi, segala sesuatu informasi berdasarkan sesuatu yang viral di media sosial.
Menurutnya, peran cendikiawan muslim saat ini sebagai jalan tengah dalam memberikan banyak wawasan, edukasi, dan tukar pikiran yang disampaikan maupun direkomendasikan kepada banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat.
ICMI Jatim, harap Emil, dapat menjadi patron di berbagai literatur dalam berpolitik santun di Indonesia. ICMI harus bisa menggerakkan mata intelektualitas.
"Jangan sampai kita terjebak pada penggiringan informasi sesat. Penerimaan informasi bedasarkan sesuatu yang viral di media sosial semata, karena memahami setiap isu publik saat ini tidak bisa cukup dalam waktu hitungan durasi 30-60 detik di laman media sosial," tegas Emil.
"Jangan membenarkan yang biasa namun membiasakan yang benar," imbuhnya.
Lebih lanjut ia berharap agar ICMI dapat terus menjadi wadah berkumpulnya para cendikiawan muslim yang konsisten dalam memberikan solusi bagi kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. Selain itu, juga dapat memberikan pemikiran pemikiran yang luas serta memberikan berbagai rekomendasi bagi umat.
"Saya percaya ilmu pengetahuan bisa menjadi jawaban dari setiap persoalan dinamika sosial masyarakat yang ada. Jangan sampai ICMI terjebak dalam tarik-menarik kepentingan yang merugikan ummat," tutupnya.
(hil/dte)