Perhutani Bondowoso buka suara soal blokade jalan yang dilakukan petani penggarap di kawasan Ijen. Para petani itu protes karena Perhutani menunjuk perusahaan untuk menggarap lahan di Ijen.
Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso, Andi Adrian mengatakan pihaknya tak merugikan petani. Sebab lahan yang digarap perusahaan merupakan lahan tidur atau tak dimanfaatkan.
Lebih lanjut, Andi menyebut lahan tersebut seluas 26,5 hektare di sekitar petak 88 itu sesuai dengan surat perjanjian memang dikelola warga melalui LMDH (lembaga masyarakat desa hutan) setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam perjalanannya, lahan tersebut tidak dikelola dan terbengkalai. Sehingga lantas dikelola oleh perusahaan yang memang ditunjuk oleh Perhutani, yakni PT MIT.
"Perusahaan ini bertugas melakukan reboisasi lahan berupa kopi sertifikasi organik dan tanaman hortikultura lainnya," jelas Andi Adrian saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (10/3/2023).
Andi menerangkan Perhutani sudah berembug dengan para pihak terkait, seperti PT MIT dan LMDH yang membawahi 16 petani penggarap di kawasan petak 88 tersebut.
"Sesuai kemufakatan tadi, dihasilkan 3 alternatif solusi bagi para petani penggarap yang menggarap lahan di sana," ujar Andi.
Ketiga alternatif yakni penggarap diberi lahan pengganti, penggarap diperbolehkan ikut andil di lahan yang dikelola perusahaan dengan catatan ikut aturan perusahaan, atau bisa terlibat mengelola lahan perusahaan, dan terakhir petani diberi lahan garapan lagi.
"Jadi kami tidak serta merta langsung mencaplok lahan petani penggarap. Tapi ada solusi yang kami berikan ke LMDH. Karena PKS kami memang dengan LMDH, bukan perseorangan," tandas Andi.
Sebelumnya, belasan petani penggarap lahan pertanian di wilayah Ijen melakukan aksi menutup akses jalan di kawasan itu. Penutupan dilakukan sebagai aksi protes terhadap kebijakan Perhutani.
Dalam aksinya, mereka memasang barikade berupa pohon yang sengaja ditebang. Kayu-kayu dan ranting tersebut lantas ditaruh di tengah jalan menuju petak 88 dan sekitarnya atau dikenal sebagai kawasan Curah Penai.
Akibat aksi penutupan jalan tersebut, akses menuju kawasan pertanian sayur-mayur tertutup dan tak dapat dilalui. Tak hanya melintangkan pohon, belasan petani berasal dari kawasan Ijen dan sekitarnya itu juga berjaga. Mereka memutar balik siapapun yang hendak melintas.
(abq/iwd)