Megilan! Siswa SMP Lamongan Kreasikan Batik Ecoprint dari Daun Jati

Megilan! Siswa SMP Lamongan Kreasikan Batik Ecoprint dari Daun Jati

Eko Sudjarwo - detikJatim
Jumat, 10 Mar 2023 01:01 WIB
Kreasi ecoprint pelajar SMP di Lamongan
Kreasi ecoprint pelajar SMP di Lamongan (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan - Siswa SMP di Lamongan membuat kreasi batik ecoprint dari daun jati. Mereka memanfaatkan daun jati sebagai pewarna alami. Hasilnya pun megilan!

Para pelajar SMP Negeri 1 Deket Lamongan ini belajar membatik ecoprint dengan bekal pewarna alami dedaunan, yaitu daun jati. Selain menumbuhkembangkan kecakapan dalam bakat, membatik dengan daun jati ini juga mengajak pelajar lebih ramah lingkungan.

"Kami ingin mengajak para siswa untuk belajar agar lebih cinta terhadap lingkungannya sambil menumbuhkembangkan bakat mereka," kata seorang guru SMPN 1 Deket, Hartiwi di sela proses membatik ecoprint, Kamis (9/3/2023).

Menurut Hartiwi, tujuan lain yang ingin diraih dengan proses membatik ecoprint ini adalah untuk memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar sekolah. Kebetulan, di sekitar sekolah banyak tumbuh pohon jati, sehingga potensi ini lah yang dikembangkan dan ditularkan kepada siswa.

"Selain itu dengan batik ecoprint ini juga mengajarkan siswa agar kelak para siswa ini mempunyai kemampuan kecakapan hidup atau life skills," ujarnya.

Proses untuk membuat batik ecoprint berbahan daun jati ini cukup mudah. Mula-mula, para siswa diajak mengumpulkan daun jati. Sejak pagi ketika jam masuk sekolah, mereka yang merupakan siswa kelas 9 ini berkumpul untuk bersama memetik daun jati yang ada di belakang gedung sekolah.

"Pertama siswa kelas 9 kita bagi secara berkelompok terlebih dahulu dan mereka memilah daun jati yang cocok untuk digunakan yang ada di belakang sekolah ini," jelasnya.

Daun jati yang sudah dipetik dan dipilih ini kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel di daun. Setelah itu, daun jati kemudian dipadupadankan di kain yang akan dijadikan batik.

"Setelah itu di atas kain tadi kita beri plastik sehingga kain dan daun jati tidak mudah goyah untuk kemudian kita pukul dengan palu," terang Hartiwi.


Proses memukul dengan palu ini, papar Hartiwi, dilakukan dengan harapan agar warna dan motif yang ada di daun jati bisa timbul di kain. Setelah itu, proses selanjutnya adalah menggulung kain yang masih tertempel daun jati tersebut untuk kemudian ditali dari ujung.

"Kain ini kemudian dikukus untuk memunculkan warna, agar tercapai kepekatan warna proses ini bisa dilakukan selama dua jam. Kalau proses pengukusan selesai kain kemudian diangin-anginkan agar menjadi sempurna dan selesai sudah membuat batik ecoprint berbahan daun jati ini," tambahnya.

Kali ini, para siswa belajar membatik di kain untuk dijadikan taplak meja. Hasilnya lalu dipamerkan kepada para guru serta siswa lain yang ada di sekolah. Para siswa mengaku antusias dengan pelajaran yang didapat dari membuat batik ecoprint berbahan daun jati ini.

"Praktek dan teknik pembuatan batik ecoprint cukup mudah dan kami merasa tidak ada kesulitan dalam pembuatannya karena para guru memberi bimbingan," aku Najwatul Mufidah, salah seorang siswi yang ikut dalam ujian praktek ini.

Najwa juga mengaku senang akhirnya bisa tahu proses membatik ecoprint berbahan dasar daun jati ini mudah dan tidak serumit yang dibayangkan. Hasilnya pun memuaskan karena batik terasa lebih indah dengan pola dedaunan dan warna yang alami.

"Alhamdulillah hasilnya juga bagus," pungkasnya.


(hil/fat)


Hide Ads