Ada banyak band rock Surabaya yang pernah mewarnai musik Tanah Air tercinta. Dalam momen Hari Musik Nasional, detikJatim merangkum 10 di antaranya.
Ada banyak cara untuk merayakan Hari Musik Nasional. Salah satunya dengan mengulas tentang band-band rock Indonesia.
Bicara soal musik rock tak lengkap rasanya jika tidak menyebutkan Surabaya. Sebab selain dijuluki Kota Pahlawan, Surabaya juga kerap disebut sebagai barometer musik rock Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada asap jika tak ada api. Begitu kira-kira ungkapan yang pas. Surabaya tidak akan disebut sebagai barometer musik rock jika tidak memiliki banyak band rock.
Band Rock yang Terbentuk di Surabaya:
1. The Tielman Brothers
The Tielman Brothers merupakan salah satu grup musik rock tertua di Indonesia. Band ini berkarya sejak 1945an.
Meskipun para personelnya bukan asli Surabaya, namun band ini terbentuk di Kota Pahlawan. Para personelnya adalah anak-anak keluarga Tielman yang merupakan keturunan Belanda-Indonesia.
The Tielman Brothers menjadi band Belanda-Indonesia pertama yang tembus ke kancah internasional. Jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones berkibar.
Karier The Tielman Brothers meroket ketika hijrah ke Belanda. Mereka dikenang sebagai perintis Rock And Roll di Belanda.
2. AKA
Lalu ada band AKA. AKA singkatan dari Apotek Kali Asin. Ada cerita menarik di balik namanya yang unik.
Di mana ada seorang lelaki bernama Andalas Datoe Oloan Harahap alias Ucok Harahap, yang semestinya menjadi seorang apoteker. Bahkan sang ayah, Ismail Harahap yang merupakan seorang apoteker, telah menyiapkan bisnis apotek untuk Ucok dengan nama Apotek Kaliasin.
Apotek itu berada di Jalan Kaliasin saat ini. Belum lama menjalani hari-hari sebagai apoteker, jiwa seni Ucok bergejolak. Ia lalu membentuk band rock di tahun 1967.
Formasi awal band tersebut yakni Ucok Harahap (vokal utama/keyboard), Zainal Abidin (drum/vokal), Soenatha Tanjung (guitar utama/vokal), Harris Sormin (guitar/vocal), dan Peter Wass (bass).
Band itu bermarkas di apotek tersebut. Sehingga namanya pun menjadi AKA alias Apotek Kali Asin.
AKA mengalami beberapa kali pergantian personel. Hingga formasi terakhirnya yakni Ucok Harahap, Syech Abidin, Harris Sormin, Soenatha Tanjung dan Arthur Kaunang.
AKA berkembang dari Surabaya hingga ke pentas musik nasional. Namun di tengah kejayaan AKA, Ucok hengkang dari grup tersebut pada 1975.
3. SAS
Sepeninggal Ucok dari AKA, teman-teman bandnya yang tersisa membentuk grup baru bernama SAS. SAS singkatan dari nama anggotanya yakni Soenata Tanjung, Arthur Kaunang dan Syech Abidin.
Band ini berkembang hingga menjadi salah satu band rock yang berpengaruh di Indonesia. Namun karena faktor usia dan kesibukan lainnya, SAS mati suri sejak 1994.
SAS secara resmi belum bubar. Hanya saja, sulit untuk mencari pengganti personel. Sebab band tersebut tumbuh besar bersama ketiga personel itu.
4. Grass Rock
Grass Rock berdiri pada 1984. Band ini memiliki formasi Hari (vokal), Mando (keyboard), Harto (Gitar), Yudhi (bass), dan Rere (drum).
Berawal dari keberhasilan mereka dalam mengikuti festival musik rock, tawaran show berdatangan. Setelah jam terbang lumayan tinggi, mereka berpikir untuk membuat album dengan komposisi sendiri.
Ketika itu posisi vokal diisi Dayan Smach yang merupakan adik Rere. Namun perjalanan band ini berhenti karena Dayan meninggal pada 1999.
Rere menunaikan pesan Dayan untuk tetap bangkit dan melanjutkan band tersebut. Setelah mengalami beberapa kali pergantian personel, formasinya jadi Hans Sinjal (vokal), Edi Kemput (gitar), Ersta Satrya Nugraha (bass), Denny Irenk (keyboard), Rere Reza (drum).
Pada 2016, Grass Rock kembali ke dunia musik setelah lebih dari 15 tahun vakum. Mereka merilis album 3 To Rock. Serta meluncurkan album kompilasi 'Grassrock The Greatest Hits' di tahun 2019.
5. Andromeda
Andromeda merupakan salah satu band yang dibentuk di Surabaya pada 1986. Band ini beranggotakan Pungky Deaz (vocal), Lucky (lead guitar), Hendrik Sanada (bass guitar), Denny Ireng (keyboard) dan Yoyok (drum). Band tersebut yang kemudian membesarkan nama Yoyo, yang kini menjadi drummer band Padi.
6. Power Metal
Power Metal terbentuk pada 1980an ketika para personelnya masih duduk di bangku SMA. Mereka yakni Purwaji, Mugixx, Raymond, Hendrik, Ipunk serta Totty.
Namun Totty hengkang dan lebih memilih menjadi manajer mereka. Posisinya digantikan oleh Pungky Deaz.
Awalnya, band ini beraliran jazz dengan nama Power Band. Di usia band yang ketiga bulan, atas saran dari Ipunk yang mengaku kewalahan jika memainkan musik jazz, band mereka berganti aliran menjadi rock dengan nama Power Metal.
Power Metal menjadi juara Festival Rock Indonesia yang diselenggarakan Log Zhelebour pada 1986. Lalu juara Festival Rock Indonesia kelima pada 1989 dan ketujuh pada 1993.
Mereka lalu mendapat kesempatan untuk menjadi pendamping di konser band rock legendaris Godbless, yang keliling Indonesia pada 1990. Selain itu, mereka juga mendapat kesempatan untuk rekaman album bersama 10 band terbaik Festival Rock Indonesia Kelima. Album itu melambungkan nama Power Metal dan terkenang hingga sekarang.
7. Boomerang
Band ini lahir pada 8 Mei 1994. Sebelumnya bernama Lost Angels yang dibentuk pada 1991.
Band rock asal Surabaya ini memiliki banyak hits seperti Pelangi, Neraka Jahanam, Kisah Seorang Pramuria dan lain sebagainya.
Lost Angels kerap bergonta-ganti personel. Ari Lasso dan Piyu juga pernah berada di posisi vokal dan gitar. Setelah itu mereka hengkang. Ari Lasso bergabung dengan Dewa 19 dan Piyu membentuk band Padi.
Lost Angels juga mengikuti Festival Music Rock. Mereka masuk 10 besar dan lagunya direkam ke album kompilasi 10 Finalis Festival Rock Indonesia VII (1993).
Di tahun 1994, mereka berganti nama menjadi Boomerang dan merilis lagu baru serta merekrut personel baru yakni Farid Martin sebagai drummer. Sehingga formasinya Roy Jeconiah (vokal), John Paul Ivan (gitar), Hubert Henry Limahelu (bass) dan Farid Martin (drum).
Momen yang tak terlupakan oleh mereka ialah ketika menjadi grup pembuka dari konser grup rock asal Amerika Serikat, Mr Big. Konser digelar di Stadion Tambaksari Surabaya.
Setelah mencapai puncak popularitas, satu per satu personelnya meninggalkan Boomerang. Hubert Henry merupakan orang terakhir di band tersebut. Ia meninggal pada 24 April 2021.
Kini, John Paul Ivan membangkitkan Boomerang dengan nama Boomerang Reload. Beberapa hari lalu, band tersebut manggung kembali di kota kelahiran Surabaya.
8. Dara Puspita
Dara Puspita adalah salah satu grup rock asal Surabaya yang merupakan anak bimbingan dari grup Koes Bersaudara. Grup yang semua personelnya perempuan ini dibentuk pada 1964.
Dara Puspita terdiri dari Titiek Adji Rachman (lead guitar), Susy Nander (drums), Lies Adji Rachman (rhythm guitar) dan Titiek Hamzah (bass).
Pada awalnya, grup ini merupakan grup besar yang terdiri dari 13 gadis. Namun satu per satu personelnya hengkang hingga kemudian keempat personel tersebut membentuk sebuah grup baru.
Karier Dara Puspita tidak hanya di panggung nasional. Bahkan sampai tur ke luar negeri.
Pada Juli 1968, Dara Puspita berangkat ke Eropa untuk tur bandnya. Meskipun mengalami perjalanan yang berat, mereka mendapat sambutan meriah ketika kembali ke Indonesia tanggal 3 Desember 1971.
Setelah manggung di berbagai kota di Indonesia, Dara Puspita dinyatakan bubar dikarenakan Titiek Hamzah bersikeras ingin menarik diri dari grup tersebut.
Personel yang tersisa sempat membentuk grup dengan nama baru. Mulai dari Delima Puspita hingga Dara Puspita Min Plus.
9. Dewa 19
Dewa 19 dibentuk pada 26 Agustus 1986 di Surabaya oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya. Grup ini juga sempat mengalami beberapa kali pergantian personel.
Pada awalnya, nama Dewa merupakan akronim nama mereka berempat yakni Dhani Ahmad (keyboard, vokal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum), dan Andra Junaidi (gitar).
Selain itu, mereka juga sempat berubah-ubah aliran mulai dari pop, jazz, hingga rock. Ketika itu, Wawan yang hengkang ditarik kembali dengan formasi terbaru mereka yang menghadirkan Ari Lasso.
Dewa sempat berganti nama menjadi Dwon Beat sebelum kembali lagi memakai nama Dewa, dengan mencampuradukkan beragam aliran musik mulai dari pop, rock, bahkan jazz, yang pada masa itu merupakan alternatif baru bagi industri musik.
Seorang teman sekelas mereka yang tertarik pada konsep tersebut kemudian menawarkan investasi sebesar Rp 10 juta untuk rekaman. Mereka pun bertolak ke Jakarta setelah melihat tak ada studio rekaman yang memenuhi syarat di Surabaya pada masa itu.
Setelah rekaman, Ahmad Dhani harus mondar-mandir di Jakarta untuk menawarkan lagu kepada label. Hingga kemudian Team Records melirik album tersebut, dan secara resmi album pertama Dewa dirilis pada 1992 dengan judul '19'. Itu dikarenakan rata-rata usia mereka pada saat itu adalah 19 tahun.
Album tersebut laris di pasaran. Perusahaan label itu meminta Aquarius Musikindo mengambil alih produksi album.
Tahun demi tahun, Dewa semakin terkenal. Pada 2011, Ahmad Dhani menyatakan Dewa 19 bubar. Ia memutuskan menjadikan Dewa sebagai band nostalgia. Hingga saat ini, band tersebut masih sering manggung.
10. Padi
Padi dibentuk pada 8 April 1997, Padi merupakan band rock asal Surabaya yang terdiri dari Ari Tri Sosianto (gitar, backing vocal), Andi Fadly Arifuddin (vokal), Surendro Prasetyo atau Yoyo (drum), Rindra Risyanto Noor (bass), dan Satriyo Yudi Wahono atau Piyu (gitar, backing vocal).
Mereka merupakan sekumpulan mahasiswa Universitas Airlangga. Padi memulai kiprahnya di dunia musik dengan merilis single pertama berjudul Sobat.
Musik Padi diterima pencinta musik Tanah Air. Beberapa album mereka laris di pasaran. Seperti album Lain Dunia yang rilis pada 1999 terjual hingga 800 ribu kopi.
Kemudian disusul pada 2001 oleh album Sesuatu Yang Tertunda, yang sukses terjual hingga 1,6 juta kopi. Tidak hanya itu, album berikutnya yang berjudul Save My Soul menyusul di tahun 2003 dan album Padi dirilis pada 2005.
Kemudian mereka kembali merilis album kelimanya yang bertajuk Tak Hanya Diam di tahun 2007. Padi sempat vakum sekitar 9 tahun dan comeback dengan nama Padi Reborn.
Seiring dengan kembalinya Padi ke dunia industri musik, mereka merilis album keenam yang berjudul Indra Keenam, pada 25 Oktober 2019.
(sun/dte)