Perumda Air Minum Tirta Taman Sari atau PDAM Kota Madiun angkat bicara terkait tudingan ada karyawan mantan pembobol bank. Direktur Utama PDAM Kota Madiun Suyoto membantah tudingan tersebut.
"Tidak ada (karyawan PDAM) pembobol bank," tegas Suyoto, Rabu (8/3/2023).
Suyoto mengatakan bahwa saat perekrutan karyawan semua sudah sesuai prosedur data otentik yang dimiliki pelamar. Suyoto menegaskan bahwa tudingan pembobol bank jadi karyawan PDAM salah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pakai data otentik yang ada. Kami tidak ada data pembobol Bank," sebut Suyoto.
Meski demikian, Suyoto membenarkan pernyataan Kejari Kota Madiun bahwa instansi yang dipimpinnya sedang berhadapan dengan kasus dugaan korupsi. Dia memastikan sejumlah pegawai telah diperiksa oleh Kejari.
"Beberapa pegawai sudah mulai diperiksa tim Kejari Kota Madiun terkait hilangnya uang setoran pelanggan PDAM tahun 2022 sebesar Rp 729.800.000. Sementara kasir-kasir (diperiksa Kejari Kota Madiun)," tandas Suyoto.
Sebelumnya, Slamet Hari Yadi, anggota DPRD Kota Madiun buka suara terkait kasus dugaan korupsi di Perumda Air Minum Tirta Taman Sari. Ia menyebut proses rekrutmen pegawai PDAM Kota Madiun itu ada yang janggal.
"Ada indikasi kejanggalan dalam rekrutmen karyawan PDAM kita temukan," ujar anggota Komisi II DPRD Kota Madiun Slamet kepada detikJatim, Rabu (8/3/2023).
Dugaan kejanggalan tersebut, kata Slamet, yakni adanya rekrutmen karyawan yang merupakan mantan pelaku kasus pembobol bank. Atas temuan ini, Slamet menyayangkan.
"Diduga seorang mantan kasus pembobol bank bisa jadi karyawan PDAM. Ini sangat disayangkan," ujar Slamet.
(abq/dte)