Puluhan warga Desa Tejo Kelurahan Babadan, Wlingi berunjuk rasa di Kantor Kabupaten (kankab) Blitar. Mereka menuntut penolakan pendirian tower seluler di tempat mereka.
Informasi yang dihimpun detikJatim, Base Transceiver Station (BTS) itu merupakan tower milik Telkomsel. Sepekan sebelumnya, warga sudah melakukan aksi serupa di depan gedung dewan. Beberapa anggota dewan kemudian sidak ke lokasi, namun tidak mendatangkan perubahan kondisi bagi warga sekitar.
Dalam aksinya, massa tampak saling dorong dengan petugas keamanan di gerbang Kantor Kabupaten Blitar di Kanigoro. Massa lalu merangsek pagar gerbang yang tertutup rapat berharap bisa bertemu langsung Bupati Rini Syarifah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa yang ingin bertemu Bupati Blita Rini Syarifah mendorong pintu besi setinggi sekitar 3 meter itu ke arah dalam. Sementara, petugas keamanan dari dalam pintu gerbang mempertahankan agar gerbang tidak sampai roboh.
Koordinator aksi, Joko Prasetyo mengatakan demo ini karena keluhan selama ini soal efek berdirinya tower seluler tidak pernah didengar apalagi direspons oleh Bupati Blitar. Padahal, awal tahun 2007 warga mendapat sosialisasi jika pembangunan tower seluler diantara permukiman mereka sebatas uji coba saja.
"Ternyata kontraknya diperpanjang sampai tiga kali. Yang kontrak terakhir ini bahkan sampai tahun 2032 mendatang. Padahal, ada 10 warga sekitar yang mengalami gangguan kesehatan dan psikologi dampak adanya radiasi dari tower yang sangat mepet dengan permukiman ini," papar Joko kepada detikJatim, Rabu (8/3/2023).
Joko menambahkan kesepuluh warga ini rumahnya sangat mepet dengan lokasi pendirian tower. Mereka ada yang mengalami stroke, kelenjar getah bening hingga takut berada dalam rumah jika kondisi hujan angin. Usia warga yang mengalami gangguan kesehatan ini ada antara 40-50 tahun. Sedangkan yang mengalami gangguan psikis berusia 15 tahun.
"Sementara CSR dari perusahaan pemilik tower informasinya Rp 30 juta, itu tidak pernah diterima warga sekitar tower. Makanya kami menuntut, Bupati segera mencabut IMB tower itu dan mengirimkan tim medis untuk memeriksa kondisi kesehatan warga yang terdampak radiasi ini," terangnya.
Sampai pukul 12.00 WIB, tak satupun pegawai keluar dari dalam kantor Kabupaten Blitar. Massa pun bergeser ke kantor DPRD Kabupaten Blitar yang berjarak kurang dari satu kilometer arah timur Kankab.
Mereka saat ini ditemui Komisi 1 dan 3 DPRD Kabupaten Blitar. Namun sebelum meninggalkan Kankab, massa mengancam akan menduduki rumah dinas Pendopo Ronggo Hadinegoro.
"Jika dalam tiga hari ke depan Bupati tidak juga merespon, kami akan duduki rumah dinas Pendopo Ronggo Hadinegoro sampai kami dapatkan solusi," tandas Joko.
(abq/dte)