Debit air Bengawan Solo yang melintasi Lamongan hingga saat ini masih level Siaga Merah. Ini karena lebih 358 rumah yang ada di 7 desa di 2 kecamatan tergenang luapan air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan menyebutkan, 2 kecamatan di Lamongan yang terimbas luapan Bengawan Solo yang saat ini berstatus siaga merah tersebut adalah Kecamatan Babat dan Kecamatan Laren.
"Kenaikan debit air Bengawan Solo yang memasuki level Siaga Merah mengakibatkan banjir di beberapa wilayah kecamatan yang dilintasi Bengawan Solo," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan Muhammad Muslimin kepada detikJatim, Minggu (5/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kecamatan Babat, kata Muslimin, banjir luapan Bengawan Solo terjadi di Kelurahan Banaran, Kelurahan Babat dan Desa Bedahan dengan ketinggian air yang menggenang bervariasi.
Antara 20 cm hingga 30 cm. Di Kecamatan Laren di Desa Laren, Plangwot, Bulutigo, Pesangrahan dan Keduyung.
"Selain rumah, sejumlah jalan desa juga terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20-30 cm," ujar Muslimin.
BPBD Lamongan, lanjut Muslimin, berkoordinasi dengan pihak terkait dengan pendataan rumah yang terdampak. Meski ratusan rumah terendam, namun hingga warga yang terdampak banjir belum sampai mengungsi.
"Untuk pengungsian sementara masih nihil," jelasnya.
Sedangkan upaya untuk mengalirkan luapan sungai, sejumlah pintu air di Lamongan telah dibuka. Dengan begitu, banjir yang masih menggenangi pemukiman bisa segera surut dua atau tiga hari ke depan. Namun banjir juga masih bisa naik dan bertahan jika kondisi air laut masih pasang.
(abq/fat)