Banjir di Probolinggo membuat bantaran Sungai Pancar Glagas di Desa Desa Patemon, Pakuniran, Kabupaten Probolinggo terkikis sekitar 15 meter. Dampaknya, saluran air di desa setempat juga ikut rusak.
Rusaknya saluran air itu menyebabkan 2 hektare lahan padi gagal panen. Sedangkan 30 hektare lainnya tidak bisa teraliri air serta satu rumah dan dua warung terancam roboh.
Terkikisnya bantaran sungai ini diketahui terjadi pada Kamis (2/3) sekitar pukul 22.00 WIB. Sementara banjir aliran sungai terjadi sejak pukul 15.00 WIB, yang disebabkan oleh hujan yang mengguyur kecamatan setempat hampir sepanjang hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Patemon Muhammad mengatakan banjir kali ini memang yang paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebab sebelumnya banjir tidak sampai mengikis bantaran sungai.
"Kalau banjir di sungai itu sejak 2012 lalu sudah ada, hanya saja ini yang paling parah, di sini ada tiga aliran sungai yang jadi satu. Cuma untungnya tadi malam itu, datang dari satu sungai saja, kalau datang dari ketiganya saya tidak tahu nasib Desa Patemon ini," kata Muhammad, Jumat (3/3/2023).
Muhammad menambahkan selain sawah warga, banjir juga mengancam rumah warga. Di mana jarak antara rumah dan berdekatan dengan bantaran sungai, yang tanahnya terkikis sampai 15 meter.
"Kalau ini dibiarkan, dan ada susulan kemungkinan akan longsor, dan rumah itu bisa terbawa arus. Untuk sementara ini ada satu rumah dan dua warung yang berada di pinggir terancam longsor," katanya.
Ia berharap Pemkab Probolinggo segera menindaklanjuti bencana banjir ini, karena kalau dibiarkan dampaknya akan lebih parah.
(abq/iwd)