Sekitar 200 warga korban lumpur Sidoarjo yang tergabung dalam Peta Areal Terdampak (PAT) asal Desa Kedung Bendo, Tanggulangin, melakukan aksi damai di gedung DPRD Sidoarjo. Warga menuntut fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) di desa mereka yang telah tengelam mendapatkan ganti rugi.
Korlap aksi Abdul Patah mengatakan fasos dan fasum milik Desa Kedung Bendo yang sudah ditenggelamkan lumpur sekitar 40 hektare. Warga meminta ganti rugi itu diberikan dalam bentuk tempat hunian di fasum di Kecamatan Krembung sekitar 13 hektare.
Warga meminta fasum tersebut diberikan ganti rugi. Tuntutan ini disuarakan warga desa karena sampai saat ini masih banyak warga korban lumpur asal desa Kedung Bendo belum memiliki tempat hunian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini masih banyak warga desa belum mempunyai tempat hunian yakni rumah. Maka Fasum yang berada di luar desa dijadikan tempat hunian bagi warga korban lumpur Desa Kedung Bendo," kata Patah di lokasi unjuk rasa damai di depan Kantor DPRD Sidoarjo, Jalan Sultan Agung Sidoarjo, Jumat (3/3/2023).
Patah mengaku penyebab warga tidak memiliki rumah karena proses ganti rugi dilakukan secara mencicil dengan nominal yang sangat kecil. Sehingga uang ganti rugi tersebut habis untuk kebutuhan sehari-hari.
"Karena kehilangan mata pencaharian, sedangkan proses ganti rugi dengan cara dicicil sehingga uang cicilan tersebut habis untuk kebutuhan sehari-hari. Ahkirnya warga tidak memiliki rumah," jelas Patah.
Patah menambahkan pihaknya mengharapkan fasos dan fasum tersebut digantikan dengan tempat hunian yang layak atau rusunawa untuk warga korban lumpur asal Desa Kedung Bendo yang belum memiliki rumah. Selain itu warga korban lumpur juga meminta difasilitasi tempat pemakaman umum.
"Selama ini apabila ada warga korban lumpur yang meninggal dunia, dimakamkan di pemakaman umum Delta Praloyo. Dengan biaya yang cukup lumayan tinggi, kalau itu terjadi menimpa ke warga korban lumpur yang tidak mampu. Hingga saat ini belum ada solusinya," tandas Patah.
Sementara itu Nanang Hendro (48) salah satu warga Desa Kedung Bendo RT 6, RW 2 mengatakan warga meminta instansi terkait untuk membantu memberikan jalan yang terbaik untuk warga korban lumpur asal Desa Kedung Bendo, Tanggulangin, Sidoarjo.
"Kami sebagai warga meminta aset fasum yang berada di desa lain untuk dijadikan tempat hunian yang layak bagi warga korban asal Kedung Bendo. Kasihan warga korban lumpur yang belum memiliki tempat hunian," kata Nanang.
"Selain itu Pemkab juga memberikan solusi terkait warga korban lumpur yang belum memiliki tempat pemakaman umum. Selama ini apabila ada warga yang kesusahan harus mengeluarkan biaya untuk memakamkan jenazah keluarganya," tandas Nanang.
(dpe/iwd)