Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Di mata M Nur Rahim, kakak siswa SD Banyuwangi yang tewas gantung diri bahwa adiknya tidak pernah menangis di depannya. Terakhir adiknya menangis saat menceritakan perilaku teman-temannya yang menyebutnya sebagai anak yatim.
"Pernah cerita sambil menangis karena teman-temannya bilang anak yatim, tidak punya bapak. Saat itu saya bilang nggak usah nangis, yang kuat, diam saja," kata Nur Rahim kepada wartawan, Kamis (2/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, tambah dia, adiknya tidak pernah menangis lagi. Sejak saat itu setelah pulang sekolah adiknya hanya bercanda di depannya.
"Saya nggak tahu lagi kalau akhirnya seperti ini," jelasnya sambil menunduk.
Pertama kali mendapat kabar adiknya gantung diri, dirinya langsung pulang ke rumahnya. Saat itu tetangganya mengabarkan jika adiknya gantung diri di kamar belakang.
"Saya dihubungi tetangga katanya adik saya tidak ada, saya pikir mancing ke kali, ternyata gantung diri di kamar belakang," tandasnya.
"Saya lari dan saat itu saya angkat dan gendong, harapan saya bisa tertolong, tapi setelah nyampe puskesmas dinyatakan sudah meninggal," tambahnya.
Melihat adiknya meninggal, Nur Rahim hanya bisa menangis. "Tubuh saya lemas dan menyesal tidak bisa menjadi kakak yang baik," kenangnya.
Sebelumnya, polisi menyebut motif bunuh diri karena korban mengalami depresi karena perundungan atau bully. Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno menyebut, korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya karena tak punya ayah. Ini karena korban merupakan anak yatim.
Agus menambahkan dugaan ini didasarkan dari keterangan dari pihak keluarga. Karena sebelumnya, korban sering tampak murung sepulang sekolah. Korban pun mengaku kerap dirundung karena tak punya ayahnya sudah meninggal.
"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol," kata Agus, Kamis (2/3/2023).
(hil/fat)