Korban merupakan siswa di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. MR disebut kerap dibully temannya gegara tidak memiliki ayah.
"Kemarin itu sempat menangis karena dibilang anak yatim itu," kata ibunda MR, Kamis (2/3/2023).
Bahkan, MR sering menampik rundungan ini dan menyebut dirinya memiliki ayah. Namun hal ini seolah tak dihiraukan teman-teman hingga ia nekat mengakhiri hidup.
"Dia bilang ke saya 'aku dibilangi anak yatim, aku nggak punya ayah'," imbuh ibunda menirukan perkataan MR.
Ibunda menyebut, akhir-akhir ini MR sudah tak pernah mengeluh terkait rundungan temannya. Namun, tidak disangka MR tetiba meninggalkannya.
"Bilangnya gitu aja, setelah itu sudah nggak pernah ngeluh," tambahnya.
Sebelumnya, polisi menyebut motif bunuh diri karena korban mengalami depresi karena perundungan atau bully. Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno menyebut, korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya karena tak punya ayah. Ini karena korban merupakan anak yatim.
Agus menambahkan dugaan ini didasarkan dari keterangan dari pihak keluarga. Karena sebelumnya, korban sering tampak murung sepulang sekolah. Korban pun mengaku kerap dirundung karena tak punya ayahnya sudah meninggal.
"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol," kata Agus, Kamis (2/3/2023).
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(hil/fat)