7 Fakta Menyayat Hati Anak SD di Banyuwangi Gantung Diri Usai Dibully Teman

7 Fakta Menyayat Hati Anak SD di Banyuwangi Gantung Diri Usai Dibully Teman

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Jumat, 03 Mar 2023 08:40 WIB
lokasi siswa sd banyuwangi bunuh diri
Lokasi siswa SD di Banyuwangi gantung diri/Foto: Istimewa (Dok Polres Banyuwangi)
Banyuwangi -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Ibunda MR (11) tak bisa menahan tangis saat mengingat peristiwa pilu yang menimpanya. Ia tak menyangka akan ditinggal sang anak di usianya yang masih sangat muda. Anaknya yang masih SD ini nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

MR nekat melakukan aksinya karena tak kuat terus menerus di-bully teman-temannya. Rundungan ini karena MR disebut tak memiliki ayah. Korban merupakan anak yatim dan tinggal bersama kakak dan ibunya. Sedangkan ayahnya telah meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol," kata Kasi Humas Polresta Banyuwangi, Agus Winarno, Kamis (2/3/2023).

Berikut sederet fakta pilu peristiwa ini:

1. Ditemukan Sang Ibu Tengah Gantung Diri

Korban pertama kali ditemukan oleh ibunya. Peristiwa bunuh diri itu terjadi pada Senin (27/2/2023) sore.

ADVERTISEMENT

"Iya benar kejadiannya Senin di rumahnya di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran," kata Agus Winarno.

Ibu korban yang mengetahui itu langsung menghubungi kakak korban yang sedang bekerja. Tak lama kakak korban tiba dan langsung menurunkannya.

Korban sendiri sempat dilarikan ke klinik setempat. Nahas, nyawa korban tak tertolong setiba di klinik dan dinyatakan meninggal. Dari hasil pemeriksaan sementara, tak ada tanda-tanda kekerasan. Korban kemudian dinyatakan meninggal karena bunuh diri.

2. Sang Ibu Lemas Lihat Anaknya Gantung Diri

Ibunda korban tak pernah menyangka melihat dengan mata kepalanya sendiri saat anaknya berusia 11 tahun tak bernyawa dalam kondisi gantung diri. Sang ibunda, mengaku kaget bukan main melihat anaknya dalam kondisi lemas. Saat itu, sang anak menggantung di tali.

"Sudah lemas dia sudah nggantung itu," kata ibunda korban saat dikonfirmasi, Kamis (2/3/2023).

Bahkan, jelas dia, dirinya seakan tak ada daya untuk melepas ikatan yang melilit anaknya. Ia merasa kaget, sedih dan bingung harus bagaimana.

"Aku mau nyopot kan nggak bisa nyopot. Itu di belakang (bunuh dirinya)," imbuhnya seraya berkaca-kaca.

3. Korban Kerap Cerita Sering Di-bully

Sang ibu mengatakan, sebelum meninggal dunia dengan gantung diri, MR kerap bercerita jika dirinya dibully oleh teman-temannya gegara tak punya ayah.

Di sekolah, MR tak memiliki teman. Teman-temannya tak mau bersama MR karena ia merupakan anak yatim. Sang ibu bahkan menyebut, MR kerap mogok sekolah karena hal ini. Namun, ia berusaha membujuk sang anak agar kembali bersekolah.

"Dia bilang kalau di sekolahan ndak ditemenin sama teman-temannya. Dia kalau ndak ditemenin ndak mau sekolah, sudah biarin, nanti besok sekolah lagi," kata ibunda.

Kisah ini sudah terjadi sebulan lalu. Tak hanya di sekolah, MR juga kerap dirundung di tempatnya mengaji. Ia juga sempat mogok tak mau mengaji.

"Sudah satu bulanan, sudah itu nggak ada apa-apa. Kalau ngaji dia dibully, dia nggak berangkat ngaji," imbuhnya.

Tangis korban sebelum memutuskan bunuh diri, di halaman selanjutnya!

4. Korban Menangis Saat Cerita Di-bully Teman

Tangis MR pecah saat menceritakan pada sang ibunda jika ia kerap dibully teman-temannya. Korban nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri karena tak kuat terus menerus menerima rundungan teman-temannya.

"Kemarin itu sempat menangis karena dibilang anak yatim itu," kata ibunda MR.

Bahkan, MR sering menampik rundungan ini dan menyebut dirinya memiliki ayah. Namun hal ini seolah tak dihiraukan teman-teman hingga ia nekat mengakhiri hidup.

"Dia bilang ke saya 'aku dibilangi anak yatim, aku nggak punya ayah'," imbuh ibunda menirukan perkataan MR.

5. Disdik Banyuwangi akan Evaluasi Peran Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banyuwangi Suratno buka suara. Menurut Suratno, pihaknya akan mengevaluasi dan mengoptimalkan peran sekolah agar tak terjadi kasus serupa.

"Kami di Dinas Pendidikan akan terus evaluasi dan mengoptimalkan peran sekolah untuk menjadi agen yang bisa mengubah karakter masyarakat untuk semakin inklusif," kata Suratno, Kamis (2/3/2023).

Sedangkan secara teknis, lanjut Suratno, pihaknya juga akan mengoptimalkan Satuan Tugas (Satgas) Antiperundungan di sekolah.

"Ya teknisnya dengan mengoptimalkan Satgas Antiperundungan," tandas Suratno.

6. Teman-teman yang Bully Korban akan Diperiksa

Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi menyebut, kini pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi awal dari keluarga korban. Pemeriksaan ini untuk pendalaman apakah ada tindak pidana atau tidak.

Basori menambahkan pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap teman-teman korban yang kerap mem-bully hingga jadi pemicu bunuh diri. Menurutnya, para terduga pelaku perundungan saat ini belum dilakukan.

"Masih pendalaman, masih minta keterangan-keterangan. Yang diperiksa itu orang tuanya, kakaknya korban," kata Basori kepada detikJatim, Kamis (2/3/2023).

"(Terduga pelaku bully korban) belum, ini nanti akan didalami juga. Tadi yang masih didalami orang tuanya, kakaknya, teman-teman kakaknya yang ikut membantu evakuasi ke klinik juga untuk gurunya," imbuhnya.

Dalam penyelidikan ini, lanjut Basori, pihaknya dibantu penyidik dari Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Sat Reskrim Polresta Banyuwangi.

"Dibantu Sat Reskrim, ya dari Unit PPA. Ya intinya didalami. Yang mungkin bisa memberi keterangan ya juga diundang. Karena dari ibunya ini belum menyebut siapa, temannya (pelaku bully korban) kan belum tahu juga," jelas Basori.

7. Pelaku Bullying Bisa Dipidana

Terpisah, Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno menyebut kasus bullying atau perundungan bisa dijerat dengan pidana. Apalagi hingga bisa merugikan atau menyebabkan kematian seseorang.

"Selain dapat merugikan korban perundungan, perbuatan bullying juga dapat merugikan diri sendiri karena bisa terkena jerat hukum pidana," ujar Agus Winarno.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads