Seorang siswa SD di Banyuwangi, MR (11) nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Aksi ini dilakukan MR karena ia kerap dibully teman gegara tak punya ayah.
MR ditemukan gantung diri di dapur rumahnya pada Senin (27/2) sekitar pukul 15.00 WIB. Pagi harinya, MR sempat bersekolah dan diberi gurunya uang saku.
Hal ini diceritakan Suratno, guru di tempat MR bersekolah. Sebelum kejadian, Suratno mengatakan, guru kelas MR memberinya uang saku Rp 3 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, MR senang dan bersorak. Suratno menyebut, saat masuk sekolah, MR masih ceria seperti biasanya. Tak ada tanda-tanda jika dirinya di-bully temannya.
"Saat kejadian dia juga masuk, kata wali kelasnya dia masuk dan kebetulan wali kelasnya diberi uang saku 3 ribu kalau tidak salah, dia bilang 'horee aku oleh sangu (uang saku)'," kata Suratno, Jumat (3/3/2023).
Suratno mengatakan, MR merupakan sosok anak yang baik dan selalu ceria. Hal ini membuat wali kelasnya sangat menyayangi MR. Saban hari, sang wali kelas kerap memberinya uang saku.
"Setiap hari wali kelasnya ya sayang sama dia dan diberi uang saku meskipun tidak banyak," ungkapnya.
Suratno mengaku kaget atas kabar meninggalnya MR karena bunuh diri akibat dibully teman-temannya. Ia melihat selama ini MR berteman baik dengan teman-temannya.
"Teman-temannya memperlakukan dia dengan baik. Guru tidak mengetahui kalau ada (perundungan), sebenarnya ndak ada yang seperti itu (bully). Ya biasa aja seperti anak sekolah pada umumnya, kalau guyon bersama temannya ya wajar dan biasa saja," tambahnya.
Bahkan di sekolah, MR tidak menyendiri. Ia juga tak pernah mengadu jika dirundung pada gurunya.
"Kami tidak merasakan anak ini dibully, setiap hari ya tidak menyendiri, tidak pernah mengadu. Ya kumpul dengan teman-temannya seperti biasa. Anak sekolah punya teman akrabnya masing-masing, kalau ada kegiatan ya bareng-bareng," imbuh Suratno.
Sebelumnya, polisi menyebut motif bunuh diri korban karena mengalami depresi gegara perundungan atau bully. Kasi Humas Polresta Banyuwangi Iptu Agus Winarno menyebut, korban diduga mengalami depresi karena kerap dirundung oleh teman sebayanya karena tak punya ayah. Ini karena korban merupakan anak yatim.
Agus menambahkan dugaan ini didasarkan dari keterangan dari pihak keluarga. Karena sebelumnya, korban sering tampak murung sepulang sekolah. Korban pun mengaku kerap dirundung karena tak punya ayahnya sudah meninggal.
"Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol," kata Agus, Kamis (2/3/2023).
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(hil/fat)