.webp)
Bencana tanah gerak terjadi di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo pada Minggu (26/2) sore. Bencana itu membuat 139 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur (Jatim) Gatot Soebroto meninjau lokasi langsung. Di sini Gatot melihat dampak dari bencana tanah gerak yang membahayakan nyawa warga.
"Terjadi penurunan tanah atau retakan tanah yang sangat ekstrem, dampaknya turun sampai 30 sentimeter," tutur Gatot kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gatot menambahkan, bencana tanah gerak ditambah dengan hujan intensitas tinggi membuat pergerakan tanah semakin lebar. Warga pun diimbau untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Kami meninjau ada beberapa rumah yang turun lantainya. Kajian sementara kondisi ini segera harus diselamatkan warganya dengan cara dipindahkan dari lokasi ini," terang Gatot.
Pasalnya, sewaktu-waktu bencana tanah gerak bisa terjadi membuat bangunan maupun rumah warga roboh dan bisa membahayakan jiwa. Hingga saat ini pihaknya belum bisa menentukan apa penyebab terjadinya tanah gerak itu. Apakah dari lempengan atau bukan.
"Kalau kajian soal lempengan itu perlu didalami, saat ini kami melihat dampak penurunan tanah ini sangat membahayakan warga," imbuh Gatot.
Saat ini, kata Gatot, dirinya mengimbau agar warga segera meninggalkan rumah dan mencari lokasi aman. Lebih baik ke lokasi yang sudah ditentukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Paling aman warga meninggalkan rumah ke lokasi yang ditentukan, karena sewaktu-waktu terjadi longsor dan tanah gerak bisa berakibat runtuhnya rumah yang ditinggali," tandas Gatot.
Disinggung soal lokasi relokasi warga, Gatot akan menggelar rapat dengan Forkopimda Ponorogo untuk mendapatkan solusi. Terutama soal lahan relokasi yang perlu dipastikan dan diyakini aman dari bencana tanah gerak.
"Kami rapat dulu dengan Forkopimda Ponorogo apakah selanjutnya warga direlokasi jauh atau dekat dari sini," kata Gatot.
(dpe/dte)
