Warga Korban Tanah Gerak Ponorogo Ngaku Trauma Rumahnya Hampir Roboh

Warga Korban Tanah Gerak Ponorogo Ngaku Trauma Rumahnya Hampir Roboh

Charoline Pebrianti - detikJatim
Senin, 27 Feb 2023 17:22 WIB
pengungsi tanah gerak di ponorogo
Warga trauma dengan tanah gerak yang sewaktu-waktu bisa merobohkan rumahnya (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo -

Sebanyak 139 warga Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo mengungsi akibat bencana tanah gerak. Warga yang mengungsi mengaku trauma dan takut.

Salah satunya, Sriatun mengatakan kondisi rumahnya sudah parah akibat retakan di tembok dan lantai. Bahkan rumahnya hampir roboh.

"Kejadian awal ada retakan satu di tembok, terus karena hujan terus menerus tiap sore sampai malam akhirnya retakannya melebar," tutur Sriatun kepada wartawan, Senin (27/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sriatun menambahkan karena kondisi retakan tanah mengkhawatirkan, akhirnya kades mengimbau warga untuk mengungsi. Sriatun bersama suami dan anaknya memilih mengungsi ke gedung TK.

"Puncaknya Minggu (26/2) kemarin petang, kita mengungsi karena hujan deras membuat retakan semakin melebar bahkan jalan ada yang tidak bisa dilalui dengan motor," terang Sriatun.

ADVERTISEMENT

Menurut Sriatun, kejadian ini membuat Sriatun bersama warga lain trauma dan takut. Trauma mendengar suara retakan tembok dan juga takut terkena robohan bangunan rumah akibat tanah gerak.

"Trauma, takut. Warga yang terdampak mengungsi semua. Takut ketimbun bangunan kalau tanahnya gerak," imbuh Sriatun.

Sriatun awalnya mengungsi ke rumah saudaranya, namun sesuai instruksi kades, seluruh warga yang terdampak akhirnya dievakuasi ke gedung TK dan gedung Balai Desa lama.

"Yang dibutuhkan makanan, selimut, peralatan mandi, tapi paling utama butuh kejelasan tempat tinggal kita gimana. Pengarahannya seperti apa, pindah atau gimana," ujar Sriatun.

Sementara, Kades Tumpuk Imam Sulardi mengatakan warga memang trauma dan khawatir akan keselamatannya. Namun yang bisa dilakukan sementara adalah mengevakuasi warga hingga kondisi aman kembali.

"Yang bisa dilakukan desa, kita mengamankan warga. Yang paling dikhawatirkan warga, takut rumahnya ambruk semua kalau malam. Sebagian rumah ya hancur. Ada 11 rumah yang rusak parah, 25 rumah terdampak," pungkas Imam.




(dpe/iwd)


Hide Ads