Angka stunting di Kabupaten Madiun masih tinggi. Kasus pernikahan dini ini diduga jadi salah satu penyebab utama tingginya stunting di Madiun.
"Jadi angka stunting masih kita update lagi belum final dan penyumbang stunting ini adalah pernikahan dini," kata Bupati Madiun H. Ahmad Dawami saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (28/2/2023).
Terkait tingginya kasus pernikahan dini tersebut pihak Pemkab Madiun akan melakukan evaluasi agar angka stunting menurun. Berdasarkan data pusat bahwa angka stunting di Kabupaten Madiun mencapai angka 17% dan menargetkan bisa turun tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data pusat itu belum bisa jadi patokan tapi kita akan sekuat tenaga agar angka stunting bisa turun. Saat ini kita sedang evaluasi saya kumpulkan semua kepala sekolah dan juga guru untuk membahas pernikahan dini," kata pria yang akrab disapa Kaji Mbing itu.
Kaji Mbing mengatakan selain mengumpulkan kepala sekolah dan guru dalam evaluasi, pihak dinas kesehatan juga mengumpulkan 40 ribu balita untuk dilakukan cek kesehatan.
"Ini perjalanan panjang di akhir tahun 2022 kemarin, kita lakukan audiensi stunting. Bagaimana penanganan stunting kita evaluasi, kekurangan kita cari, kita rapat berantai pada saat itu, kita inventarisasi masalah dan inilah hasilnya. Ada sekitar 40 ribu lebih balita di Kabupaten Madiun kita cek kesehatan," jelas Kaji Mbing.
Dia menjelaskan percepatan penanganan stunting di Kabupaten Madiun terus digencarkan. Misalnya di seluruh desa atau kelurahan se-Kabupaten Madiun, telah digelar kegiatan Bulan Timbang, Bulan Vitamin A dan obat cacing di seluruh Posyandu.
"Kita serentak di 877 posyandu yang tersebar di 206 desa kelurahan di 15 kecamatan. Setidaknya ada 6 langkah yang dilakukan sebagai SOP yang diberikan," jelasnya.
Bagi anak-anak yang terpaksa mengalami pernikahan dini, Kaji Mbing meminta seluruh pemerintah desa mendata agar pendidikan anak-anak itu masih dapat berlanjut.
Untuk itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun harus mengawal dan memastikan anak-anak yang mengalami pernikahan dini dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Kami sudah menyiapkan kejar Paket A, B dan C agar untuk memfasilitasi anak-anak yang menikah dini agar bisa melanjutkan sekolahnya," tandasnya.
(abq/fat)