Pemkab Pacitan mengusulkan nama 'Jaga Jagat' untuk gunung bawah laut yang ditemukan 200 km barat daya Kota 1001 Gua. Itu menyusul permintaan Badan Informasi Geospasial (BIG) agar pemangku wilayah memberikan usulan nama untuk objek yang muncul dari dasar laut tersebut.
Usulan itu sendiri telah disampaikan Bupati Indrata Nur Bayuaji saat pertemuan virtual beberapa waktu lalu. Wacana pemberian nama itu kini tengah dalam proses penelaahan di tingkat pusat. Selanjutnya akan dibahas oleh tim awal Maret mendatang.
"Usulan itu akan kami bahas bersama tim penelaahan level pusat pada tanggal 6 sampai 10 Maret," kata Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial (BIG) Yosef Dwi Sigit Purnomo di Pacitan, Jumat (24/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemberian nama unsur rupa bumi, lanjut Yosef, memang diatur dengan peraturan khusus. Yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2021. Adapun objeknya tak hanya di lautan, melainkan juga pegunungan yang terletak di daratan.
Adapun alurnya, pemkab menyampaikan usulan kepada BIG untuk selanjutnya ditelaah di tingkat pusat. Jika usulan nama diterima, selanjutnya akan diumumkan dan dibakukan. Dengan begitu datanya akan masuk pada Daftar Unsur Rupa Bumi di Indonesia.
"Jadi masih ada satu proses lagi. Proses penelaahan nanti mulai tanggal 6 sampai 10 Maret 2023," urainya.
Seperti diberitakan, gunung bawah laut ditemukan di perairan Pacitan. Posisinya sekitar 200 kilometer barat daya Kota 1001 Gua. Data itu didapatkan BIG dan sudah disampaikan langsung kepada pemkab setempat.
Data yang dihimpun dari BIG, gunung bawah laut tersebut memiliki ketinggian 2.300 meter dari dasar laut sedalam 6.000 meter. Diameter gunung sekitar 10 kilometer. Adapun puncaknya berada 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air. Sejauh ini tidak ditemukan tanda-tanda vulkanis dari gunung bawah laut Pacitan.
(dpe/dte)