Perahu Jadi Alternatif Saat Luapan Bengawan Njero Banjiri Lamongan

Perahu Jadi Alternatif Saat Luapan Bengawan Njero Banjiri Lamongan

Eko Sudjarwo - detikJatim
Senin, 20 Feb 2023 22:15 WIB
Warga menggunakan perahu di tengah banjir luapan Bengawan Njero
Warga menggunakan perahu di tengah banjir luapan Bengawan Njero (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Tingginya banjir akibat luapan Bengawan Njero Lamongan membuat aktivitas warga terganggu. Perahu menjadi pilihan alat transportasi warga untuk mobilitas sehari-hari.

Warga Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah tak kehabisan akal. Mereka menggunakan perahu untuk menunjang aktivitas di tengah banjir.

Diketahui, ketinggian air banjir yang merendam desa ini berkisar antara 30 cm sampai 50 cm. Akses jalan di desa ini terendam air.
"Akses jalan menuju desa tidak bisa lagi dilalui kendaraan, kalau nekat bisa berisiko kendaraan mogok," kata Titin, salah seorang warga Desa Bojoasri kepada wartawan, Senin (20/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Titin, warga menggunakan perahu sebagai alat transportasi, karena akses jalan menuju desa terputus imbas genangan air hingga 50 cm. Jalanan pun tak mampu dilalui kendaraan bermotor. Titin mengaku, banjir di desanya sudah terjadi lebih dari dua pekan lalu, namun makin parah saat pertengahan bulan ini.

"Kegiatan sehari-hari menggunakan perahu yang menjadi andalan kalau mau kemana-mana," akunya.

ADVERTISEMENT

Jalan desa yang biasanya dilalui kendaraan bermotor, kini beralih dilalui perahu-perahu kecil milik warga. Selain perahu, pilihan lain yang harus dilakukan warga adalah terpaksa berjalan kaki menyusuri banjir sejauh satu hingga dua kilometer untuk bisa keluar dari desa mereka.

"Sudah tidak bisa dilalui motor mas, jadi ya perahu yang jadi alat transportasi," tambah Su'udi, warga Desa Bojoasri lainnya.

Banjir yang menggenangi desa tersebut sejak dua minggu terakhir belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Hal ini membuat sebagian warga lainnya juga mengungsi ke sanak saudara mereka. Warga yang diungsikan tersebut terutama adalah lansia.

"Kalau yang ngungsi kebanyakan yang lansia, sementara lainnya masih bertahan dengan harapan banjir segera surut," imbuh Titin yang menyebut ia sendiri akan mengungsi ke rumah adiknya yang tinggal di desa lain.

Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Lamongan, lebih dari 3.600 rumah di 35 desa terendam banjir. Air juga menggenangi ratusan hektare tambak, fasilitas pendidikan, dan belasan kilometer akses jalan poros desa.

Aktivitas belajar mengajar di desa ini juga dihentikan untuk sementara hingga seminggu ke depan karena genangan air semakin tinggi.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads