Malam itu Sri Utami menghabiskan waktu menonton TV bersama anak dan cucunya. Di tengah kehangatan keluarga itu, tiba-tiba muncul cahaya seperti kilat yang menerangi langit malam.
Blarrr! Suara ledakan dahsyat membuat orang seisi rumah Sri Utami gemetar ketakutan. Mereka tidak berani keluar rumah.
"Langit tiba-tiba ada kilatan. Lalu suara 'blarrr' keras sekali. Saya nggak berani langsung keluar rumah," beber Sri Utami kepada detikJatim, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ledakan dahsyat di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar itu terjadi pukul 22.00 WIB, Minggu (19/2) malam. Asalnya dari kediaman Sudarman, tetangga depan rumah Sri Utami. Pria yang akrab disapa Darman itu dikenal sebagai pembuat petasan, terutama jelang Ramadan.
Kilat yang dilihat Sri Utami itu terekam CCTV yang kemudian viral di media sosial. Benar pengakuannya, malam itu langit memang sekejap berwarna merah menyala.
Atap rumah Sri Utami runtuh. Setelah memastikan keluarganya tak ada yang terluka, dia kemudian memberanikan diri keluar rumah. Saat keluar rumah, Sri Utami melihat asap mengepul tinggi dari rumah Darman. Bau asap pekat menusuk hidung.
25 rumah luluh lantak. Rata dengan tanah. Ledakan juga menyebabkan 4 nyawa melayang, termasuk Darman. Beberapa potongan tubuh korban ditemukan di sekitar lokasi.
Ledakan malam itu benar-benar dahsyat hingga menyisakan lubang sedalam 0,5 meter. Saking dahsyatnya sampai terdengar hingga Kabupaten Kediri yang berjarak sekitar 20 km dari Kecamatan Ponggok.
"Sekitar jam 10-11 (Minggu) malam, saya dengar ada ledakan. Saya pikir suara pesawat jet tempur atau ledakan bom," kata Habib, warga Nganjuk yang malam itu berada di rumah saudaranya di Wates, Kediri.
Selain Darman, 3 orang yang tewas adalah Aripin, Widodo, dan Wawa. Mereka semua masih satu keluarga. Aripin dan Widodo merupakan anak Darman. Sedangkan Wawa adalah keponakan Darman.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Blitar per Senin malam, 23 orang terluka imbas ledakan dahsyat tersebut. 4 korban tewas sudah teridentifikasi meski beberapa potongan tubuh ada yang belum ditemukan.
"Jenazah korban maupun temuan tubuh korban masih dibawa ke RS, untuk korban luka ringan sudah mendapatkan perawatan, sudah diperbolehkan pulang," terang Kalaksa Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto.
Korban diduga racik petasan sambil merokok baca halaman selanjutnya.
Usai ledakan dahsyat itu, polisi langsung bergerak menuju lokasi. Tim Jibom diterjunkan untuk mencari bahan peledak yang diduga memicu ledakan dahsyat tersebut.
Di lokasi, Tim Jibom menemukan tiga panci diduga berisi bahan peledak. Selain itu, petugas juga menemukan sisa puntung rokok di dekat sumber ledakan.
Hal ini menguatkan dugaan jika korban tewas sedang dalam proses meracik petasan sambil merokok.
"Karena mereka tidak profesional ya. Jadi saat meracik tidak aman, sambil merokok hingga terjadi ledakan hebat akibat black powder kena percikan api rokok," ungkap Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono.
Polisi sendiri masih mendalami asal bahan peledak yang dimiliki Darman. Menurut Argo, keberadaan bahan peledak ditemukan secara musiman.
"Karena memang dugaannya dua anak pemilik rumah, atau yang juga korban ini menyimpan bahan peledak. Padahal menyimpan bahan peledak tidak diperbolehkan, ini sudah diatur dalam Undang-undang. Informasi dari keluarganya tahun lalu, saat jelang puasa membuat seperti itu (membuat petasan)," imbuh Argo.
Sementara itu, Dandim 0808 Blitar Letkol Inf Dwi Sapto menyebut ledakan dari rumah Darman itu masuk kategori high explosive. Dia menerangkan, ada tiga bahan peledak yang memicu ledakan. Yakni black powder atau bubuk mesiu), sulfur, dan serbuk gandum.
"Yang terjadi di sini ini ada ledakan sesaat. Dugaan memang pembuatan mercon. Daya ledaknya dari low mengarah ke high explosive karena ledakan terdengar sampai radius 10 kilometer," sebut Dwi.
Diwawancarai di Surabaya, Kapolda Jatim Irjen Toni Hermanto menegaskan bahwa pihaknya masih mendalami ledakan dahsyat di Blitar tersebut. Dia berjanji akan mencari tahu asal-asul bahan peledak yang dimiliki oleh Darman.
"Kami masih melakukan pendalaman terhadap peristiwa semalam (Minggu). Korbannya, kemudian pelakunya, termasuk sumber-sumber bahan-bahan yang digunakan. Tim Labfor sudah datang ke lokasi," tegas Toni.
Jenderal bintang dua itu menambahkan, polisi tak akan segan untuk menindak tegas penjual petasan.
"Iya, kami akan lakukan itu (penindakan). Apalagi nanti menjelang bulan puasa dan Lebaran," kata Toni.