Debit air Bengawan Solo di Kecamatan Widodaren dan Karanganyar, Ngawi meningkat seiring dibukanya pintu air Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah. Akibatnya, perahu penyeberangan di Desa Sidolaju tak bisa beroperasi.
Perahu penyeberangan ini bisa memangkas waktu tempuh warga. Namun karena tak beroperasi, warga yang berada di Kecamatan Widodaren dan Karanganyar harus memutar sejauh 5 kilometer.
"Seperti biasanya ini ratusan warga terdampak saat Bengawan Solo banjir air. Ini perahu penyeberangan sementara diliburkan dulu takut," ujar Kepala Dusun Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi, Kasidi, kepada detikJatim, Jumat (17/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyeberangan tersebut, kata Kasidi, biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai jalur perekonomian warga Kecamatan Widodaren dengan Karanganyar. Untuk saat ini warga terpaksa memutar lebih jauh.
"Perahu penyeberangan di sini merupakan akses paling dekat dan paling cepat warga untuk ke pasar, kerja dan anak sekolah. Bisa dibilang jalur protokol penghubung Kecamatan Widodaren dengan Karanganyar," kata Kasidi.
"Ada jembatan gantung tapi memutar jauh sekitar 2 kilometer. Kalau jembatan permanen ada juga jauh memutar 5 kilometer di Gondang," imbuh Kasidi.
Kasidi menjelaskan, saat ini air Bengawan Solo masih terus meningkat seiring dibukanya pintu waduk Gajah Mungkur di Wonogiri. Warga berharap Pemkab Ngawi bisa segera membangunkan jembatan permanen.
"Ini air masih meningkat infonya waduk Gajah Mungkur dibuka akhirnya mengalir ke Ngawi lewat Bengawan Solo. Biasanya yang lewat jembatan gantung memutar 2 kilometer hanya yang muda naik sepeda motor. Yang usia lanjut tidak berani takut airnya deras. Warga sangat berharap Pemkab Ngawi bangunkan jembatan di Sidolaju ini," harapnya.
Data yang dihimpun detikJatim, saat ini Sungai Madiun dan Bengawan Solo telah meluap merendam 195 hektar di 18 desa 7 Kecamatan. Ketinggian air di Jembatan Dungus, Ngawi menunjukkan siaga merah.
Diketahui, Kabupaten Ngawi menjadi daerah rawan banjir karena terdapat pertemuan arus aliran Bengawan Solo dan Sungai Madiun di belakang Benteng Van Den Bosch.
(hil/iwd)