Acara ini digelar dengan konsep pertunjukan panggung terbuka, sehingga ada komunikasi dua arah di antara selingan tembang dan gamelan Jawa. Sementara Cak Imin duduk di tengah panggung mendengarkan keluh kesah soal perpanjangan jabatan kades hingga alokasi dana desa.
"Cak Imin adalah politikus yang suka kesenian. Saya diundang untuk mengisi acara beliau di Blitar. Saya hanya mengisi acara, bukan pengikutnya," jawab Sujiwo mengelak pertanyaan sebagai pengikut kader PKB kepada detikJatim, Rabu (15/2/2023).
Menurut budayawan kelahiran Jember tersebut, dia akan dengan senang hati menggelar kegiatan kebudayaan jika ada parpol manapun yang mengundangnya. Sebab, gerakan kebudayaan adalah salah satu upaya membangun peradaban bangsa dalam framing berpolitik yang baik.
"Bukan oportunis ya. Saya tidak pernah berpolitik. Saya dekat dengan NasDem, cedak wong (dekat dengan orang) PDIP. Menurut saya, seniman jangan jadi milik partai. Seniman harus jadi milik masyarakat," ucapnya.
Berbaur dengan mengisi panggung politik, Sujiwo Tejo punya misi tersendiri. Dia ingin, iklim politik di Indonesia berjalan sehat dan baik. Hal itu telah dilakukannya tak hanya menjelang tahun politik ini, namun sejak dua tahun lalu telah dilakukannya secara masif.
"Saya akan senang berkegiatan budaya dengan parpol manapun. Saya hanya ingin, silakan berpolitik, tapi berpolitik lah dengan baik. Lak (kalau) dari PKB yo dadio (ya jadi) PKB sing apik. Lak dadi Golkar yo dadio Golkar sing apik. Parpol tanpa gerakan kebudayaan tak akan bisa maju," imbuhnya.
Misi besar Sujiwo Tejo adalah menjadikan gerakan politik sebagai gerakan kebudayaan. Dia menilai, gerakan parpol jangan hanya menjadi gerakan politik. Namun, harus berkembang lebih besar lagi menjadi gerakan kebudayaan.
"Jangan ngimpi jadi negara yang besar kalau parpol tidak menjadi gerakan kebudayaan. Baru kita ngomong tinggal landas. Mencapai kekuasaan kuncinya hanya dengan gerakan kebudayaan," tegasnya.
Dengan gerakan kebudayaan, lanjutnya, Indonesia bisa menjadi jadi dirinya sendiri. Tarian tradisional akan dikenal semua anak bangsa. Budaya tiap daerah akan mengakar menjadi kearifan lokal.
Namun, saat ditanya kenapa tidak mengisi acara ketika Prabowo berkunjung dua kali ke Surabaya, Sujiwo menjawab singkat, "Lha aku nggak diundang kok. Omongono Prabowo yo," pungkasnya lalu terkekeh.
(hil/dte)