.webp)
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Trenggalek membentuk Madrasah Diniyah untuk melakukan pembinaan keagamaan terhadap ratusan narapidana dan tahanan. Selain itu, rutan juga membentuk sekolah budaya.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Jawa Timur Imam Jauhari mengatakan pembelajaran madrasah diniyah tersebut diselenggarakan di dalam rutan dengan mendatangkan guru atau ustaz dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Trenggalek.
"Madrasah diniyah itu dilaksanakan di dalam (rutan) karena mereka (warga binaan) juga membutuhkan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan agama tersebut," kata Imam Jauhari, Selasa (14/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyelenggaraan madrasah diniyah tersebut terbagi menjadi tiga kelas yakni ula, wustha dan ulya. Masing-masing kelas memiliki materi pembelajaran yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kurikulum madrasah diniyah.
Para napi dan tahanan akan diajarkan berbagai ilmu keagamaan melalui kitab kuning, seperti ilmu tajwid, akidah akhlak hingga ilmu fikih. Bahkan untuk warga binaan yang belum bisa membaca Al-Qur'an juga disiapkan materi pembelajaran iqra.
Imam menambahkan pembinaan warga binaan tidak terbatas pada ilmu agama, pihaknya juga memberikan bekal berbagai ketrampilan. Warga binaan tinggal memilih berbagai fasilitas ketrampilan yang dimiliki rutan, mulai kerajinan tangan, musik, sibori, hingga kesenian tradisional.
Pihaknya mengapresiasi langkah Kepala Rutan Trenggalek untuk menyelenggarakan berbagai inovasi layanan terhadap warga binaan.
"Harapannya orang yang sudah masuk sini nantinya bisa berubah 100 persen saat keluar dan tidak lagi melakukan pelanggaran pidana," jelasnya.
(abq/iwd)
