Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) masih diselidiki polisi. Polisi telah mengirimkan sampel sisa nasi bungkus yang diduga jadi pemicu keracunan massal ke laboratorium.
"Kami sudah mengirimkan sampel makanan ke Labkesda Dinas Kesehatan Kabupaten Malang," ungkap Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro dikonfirmasi detikJatim, Kamis (9/2/2023).
Wahyu mengungkapkan, pihaknya fokus membantu penanganan para mahasiswa diduga mengalami keracunan saat awal kejadian. Setelah itu polisi bergerak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sekaligus mengumpulkan sisa makanan untuk dijadikan sampel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal kami sibuk memberikan penanganan terhadap para korban. Setelah itu, pengambilan sampel sekaligus olah TKP," ungkapnya.
Sejauh ini, kata Wahyu, pihaknya belum dapat menyampaikan penyebab pasti dugaan keracunan itu bisa terjadi. Hal itu baru akan diketahui setelah hasil uji sampel keluar.
"Kami belum dapat menyimpulkan penyebab dari dugaan keracunan itu, apakah dari makanan atau penyebab lain. Karena harus menunggu hasil uji sampel," terangnya.
Hasil penyelidikan Polres Malang mengungkap, setidaknya 360 mahasiswa diduga keracunan dengan gejala lemas, perut mual, sesak napas, diare, dan kondisi lemah.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 1.279 mahasiswa Fakultas Teknik UB angkatan 2022 mengikuti kegiatan Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) ke-43 di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang mulai 6 Feburari 2023 lalu. Ratusan di antaranya mengalami keracunan massal. Ada 3 versi total korban keracunan massal tersebut.
Dari data Puskesmas Wagir, korban keracunan mencapai 510 mahasiswa. Sementara polisi menyebut ada 360 orang. Terakhir, UB mengklaim mahasiswa korban keracunan massal itu cuma 11 orang.
(dpe/dte)