Universitas Brawijaya mengklaim hanya 11 mahasiswa yang diduga keracunan sampai harus ditangani di rumah sakit. Lainnya, ada yang ikut-ikutan sakit karena melihat temannya sakit.
"Secara tiba-tiba semua merasakan sakit dan itu dirasakan sebelum makan pagi. Apakah karena makanan, faktor cuaca, atau karena lingkungan, kami masih selidiki," ujar Ketua Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan Adharul Muttaqin kepada wartawan, Rabu (8/2/2023).
Kendati begitu, Adharul menegaskan bahwa sebenarnya lebih banyak mahasiswa yang sehat dibandingkan yang sakit. Ada juga mahasiswa yang ikut sakit setelah melihat temannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluhan sakit macam-macam. Ada yang psikosomatis (psikosomatik), yang sebetulnya dia biasa saja tetapi melihat temannya sakit jadi ikut sakit. Lain-lain seperti pusing, sakit perut, ya karena tidak biasa makan di luar kosan," tegasnya.
Menurut Adharatul belasan mahasiswa itu tumbang pada Selasa (7/2) pukul 10.00 WIB. Dari jumlah itu 8 mahasiswa dilarikan ke RSUB, 3 dibawa ke Puskesmas Wagir.
Malam kemarin, kata dia, seluruh mahasiswa sudah diizinkan kembali pulang usai menerima perawatan.
Adharul memaparkan kegiatan KKM ke-43 Fakultas Teknik digelar di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang mulai 6-9 Febuari 2023.
Setidaknya ada sebanyak 1.279 mahasiswa angkatan 2022 yang terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat itu.
Kegiatan KKM itu pun menurut dia terpaksa dihentikan karena terjadinya kejadian luar biasa dugaan keracunan massal serta alasan cuaca.
Adharul mengungkapkan para peserta yang mengeluh sakit rata-rata perempuan. Baik pusing, sakit perut, atau mual. Kondisi itu sudah dirasakan mahasiswa sebelum makan pagi.
Keluhan awalnya dirasakan hanya beberapa mahasiswa terus bertambah jumlahnya. Sehingga kemudian banyak yang dievakuasi ke kampus agar mendapatkan penanganan.
Sebelum memulangkan peserta, Adharatul mengungkapkan bahwa seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKM lebih dulu diperiksa kesehatannya.
Hal itu untuk mengantisipasi adanya persoalan yang dialami mahasiswa ketika dipulangkan.
"Memang sebelum dipulangkan kami periksa semua. Kalau dilihat total 1.200-an, sebenarnya kalau secara kasat mata yang sehat lebih banyak. Kalau sampai teler berjejer tiduran diinfus nggak ada," ujarnya.
Sebelumnya ada dua versi jumlah mahasiswa yang keracunan. Data dari Puskesmas Wagir, korban keracunan mencapai 510 mahasiswa sedangkan polisi menyebut ada 360 orang.
(dpe/dte)