Kotak telepon yang menghalangi guiding block di Kayutangan Heritage Kota Malang akhirnya dipindah. Pemindahan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP).
"Sudah kami pindah agar saudara-saudara kita disabilitas tidak terhalang ketika memanfaatkan jalur tersebut," ujar Kadis DPUPRPKP Kota Malang Dandung Djulharjanto saat dikonfirmasi detikJatim melalui telepon, Selasa (7/2/2023).
Dandung mengaku pemindahan sudah dilakukan pagi tadi. Setelah mengetahui keberadaan kotak telepon berwarna merah itu menghalangi guiding block di pedestrian Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pagi tadi, kami minta teman-teman untuk memindahkan," akunya.
Dandung menambahkan bahwa kesalahan dalam meletakkan kotak telepon akan menjadi evaluasi ke depan. Dia mengatakan pembangunan fasilitas umum di Kota Malang diperuntukkan bagi kepentingan seluruh masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah penyandang disabilitas.
"Sebagai evaluasi, karena fasilitas publik untuk kepentingan umum. Termasuk saudara-saudara kita penyandang difabel," tegasnya.
Pantauan di lokasi, kotak telepon Inggris dipindah di ujung pedestrian sebelah barat atau ditarik maju dan menjauhi guiding block.
Meskipun kotak telepon itu dipindah, di sisi selatan guiding block masih terhalang motor parkir dan rambu berhenti depan McDonald's Sarinah.
Ditanya soal itu, Dandung menyampaikan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kota Malang.
"Nanti akan kami koordinasikan dengan Dishub dan Satpol PP," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, guiding block atau penunjuk jalan bagi disabilitas netra di Kota Malang benar-benar semrawut. Alih-alih jadi penunjuk jalan, pembangunan guiding block ini malah rawan bikin celaka penyandang tunanetra.
Setelah guiding block di Simpang Empat Jalan Semeru terhalang traffic light lalu dibelokkan, guiding block di Jalan Jenderal Basuki Rahmat malah terhalang kotak telepon serta taman kawasan Kayutangan Heritage. Pembuatan guiding block seakan asal-asalan ini dianggap bahwa Kota Malang tidak ramah disabilitas.
(dpe/dte)