Terungkap Alasan Pria 'Nggak Kuat Mikir' Nekat Gantung Diri di Polsek Gubeng

Terungkap Alasan Pria 'Nggak Kuat Mikir' Nekat Gantung Diri di Polsek Gubeng

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 04 Feb 2023 14:35 WIB
Pria yang nekat gantung diri di pohon mangga Polsek Gubeng saat dibawa ke Liponsos Surabaya
Pria yang nekat gantung diri di pohon mangga Polsek Gubeng saat dibawa ke Liponsos Surabaya. (Foto: Istimewa/Dinsos Surabaya)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Surabaya - Akhirnya terungkap apa alasan pria yang nekat gantung diri di halaman Polsek Gubeng, Surabaya. Kepada salah seorang juru parkir Mapolsek Gubeng yang turut menyelamatkannya pria itu mengaku sudah nggak kuat mikir. Petugas Liponsos Surabaya telah menggali keterangan dan menemukan alasan di balik tindakan nekatnya.

Pria asal Trenggalek bernama AH itu berupaya gantung diri di pohon mangga di halaman Markas Polsek Gubeng pada Jumat (3/2) siang sekitar pukul 13.00 WIB setelah pelaksanaan ibadah Salat Jumat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek Gubeng Kompol Sodiq Effendi mengatakan bahwa pria yang akhirnya berhasil diselamatkan itu sempat ditanyai petugas di kantornya. Namun jawabannya tidak jelas.

"Motifnya tidak jelas. Memang sempat ditanya. Tapi jawabnya ngalor ngidul nggak jelas begitu, kok. Tapi kemarin sudah kami serahkan ke Liponsos dan pihak Liponsosi sudah menghubungi keluarganya, dan keluarganya sudah datang menjemput," ujar Sodiq dihubungi detikJatim, Sabtu (4/2/2023).

ADVERTISEMENT

Seperti yang dijelaskan oleh Sodiq, pria yang berupaya gantung diri bernama AH itu telah dibawa oleh petugas Polsek Gubeng bersama Satpol PP ke Liponsos Keputih yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Kota Surabaya.

Kepala Dinsos Surabaya Anna Fajriatin membenarkan bahwa AH memang telah diserahkan kepada Liponsos Surabaya kemarin sore. Malamnya, keluarga pria itu sudah datang untuk membawa pria itu pulang.

"Tadi malam sudah dijemput keluarganya dari Trenggalek," kata Anna ketika dikonfirmasi detikJatim melalui pesan WhatsApp, hari ini.

Anna memastikan sebelum keluarganya menjemput AH sempat menjalani konsultasi dengan salah seorang dokter spesialis kejiwaan. Menurut asesmen yang dilakukan korban mengalami banyak pikiran karena memiliki utang.

"Hasil asesmen, klien punya utang 5 juta dan sedang banyak pikiran. Kemarin juga sudah konsultasi dengan dokter Hesty SpKJ. Setelah itu keluarga datang dan memutuskan untuk dibawa pulang ke Trenggalek," ujarnya.

Sebelumnya, setelah percobaan gantung diri yang dia lakukan di halaman Polsek Gubeng berhasil dicegah warga, AH menyatakan kepada juru parkir Mapolsek bernama Nanang Krisdianto bahwa dirinya sudah nggak kuat mikir.

"Katanya, dia sudah nggak kuat mikir. Hanya itu aja," ujar Nanang kepada detikJatim, Jumat (3/2/2023).

Saat peristiwa gantung diri itu terjadi Nanang mengaku baru saja selesai menjaga parkir setelah Salat Jumat di masjid Polsek. Dia baru menyadari pria itu gantung diri di pohon mangga halaman Polsek Gubeng sekitar pukul 13.00 WIB setelah mendengar teriakan wanita meminta tolong.

"Waktu itu saya ada di belakang. Dia bergantung di sebelah sini (di atas pohon mangga). Saya lari dari belakang, saya lari naik etalase, saya naikkan (tubuhnya). Tapi posisi saya kurang kuat, tapi saya tekan (ke atas) supaya tidak menjerat, terus talinya ada yang mutus dari atas," ujarnya.

Saat itu orang sudah ramai di bawah pria itu. Sehingga nanang menjatuhkan pria yang diketahui bernama AH itu lalu ditangkap oleh warga yang sudah berkumpul. Nanang menegaskan untung saja saat itu ada warga yang tahu sehingga bisa cepat ditolong. Kalau tidak, dia sendiri tidak tahu apakah nyawa pria itu bisa selamat apa tidak.

"Itu kalau kira-kira kurang 5 menit tidak ditolong nggak tahu seperti apa," ujar Nanang. "Waktu itu tangan dan kakinya sudah lemas, wajahnya sudah merah biru."




(dpe/iwd)


Hide Ads