Kapolsek Kesamben AKP Ahmad rupanya sudah menegur Suhadi alias Gos A yang kerap menebar uang di Jalan Raya Dusun/Desa Watudakon, Kesamben, Jombang. Bagaimana respons pengusaha warkop sekaligus paranormal asal Sidoarjo tersebut?
Ahmad berkomunikasi dengan Gos A melalui pesan WhatsApp pada Rabu (25/1/2023). Komunikasi dilakukan setelah mengumpulkan keterangan dari masyarakat terkait video sebar uang dari mobil yang beredar.
Kepada Gos A, Ahmad mengirim pesan berisi imbauan. Pertama, dia mengapresiasi kesuksesan Gos A di luar daerah, tapi tidak lupa dengan masyarakat di tanah kelahirannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, dia memberi saran kepada Gos A agar tidak menyebar uang di Jalan Raya Dusun Watudakon. Karena mengganggu lalu lintas dan berpotensi memicu kecelakaan.
"Saran kami, (Bagi-bagi uang) bisa dilakukan di gang masuk Dusun Watudakon," bunyi pesan Ahmad kepada Gos A yang disampaikan, Rabu (1/2/2023).
Gos A pun membalas pesan Ahmad. Pengusaha warkop sekaligus paranormal asal Desa Bebekan, Taman, Sidoarjo ini menyampaikan permintaan maaf atas keteledorannya.
"Sebenarnya saya mau berhenti, tapi dana yang saya bagikan jelas enggak cukup. Karena dana yang saya bagikan hanya Rp 50 juta saja. Karena jelasnya banyak tetangga desa yang datang," jelasnya kepada AKP Ahmad.
![]() |
Kepada Kapolsek Kesamben, Gos A juga menyampaikan terima kasih karena sudah diingatkan. Di hari berkirim pesan dengan Ahmad, dia berniat kembali menyebarkan uang di Dusun Watudakon. Namun, dia mengurungkan niatnya.
"Saya kasihan lihat tetangga saya dulu dan saudara saya. Ini tadi mau membagikan lagi, tapi enggak enak sama lainya yang lewat," terangnya.
AKP Ahmad lantas menimpali pernyataan Gos A dengan imbauan. Ia mengajaknya memikirkan metode yang tepat untuk membagikan uang kepada warga Dusun Watudakon. Imbauan tersebut dijawab 'Siap pak' oleh Gos A.
Sebelumnya, Pakar Sosiolog Unair, Bagong Suyanto mengaku berbagi dengan menebar uang di jalan itu masih wajar. Meski tak dipungkiri akan ada respons kontra dengan apa yang dilakukan Gos A. menyebar uang dari dalam mobil Mistubishi Xpander hitam bernopol L905 A itu.
Salah satu dampak selain respons kontra, juga mental warga yang menerima uang. Sebab bisa membuat warga tidak mengembangkan swakarsanya. Ketergantungan dalam mengandalkan orang memberikan uang tanpa membuat warga tersebut bekerja, dengan usahanya sendiri hingga semakin malas bekerja.
"Memang perlu ada pendidikan bagi masyarakat agar tidak menggantungkan hal-hal spontanitas seperti itu. Ada risiko seperti itu, tidak mengembangkan potensi swakarsa, berpotensi orang miskin menolong diri sendiri, karena lebih banyak menggantungkan itu. Sangat mungkin (mengandalkan). Seperti pemerintah memberikan BLT terus menerus juga memudahkan potensi," kata Bagong saat dihubungi detikJatim, Rabu (1/2/2023).
Aksi beramal lewat cara Gos A membuat warga sekitar mendapat uang mulai Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta. Bahkan ada yang tidak mendapat sama sekali meski sudah jatuh bangun berebut uang. Dari pengakuan warga, uang-uang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan hidupo sehari-hari hingga berwisata.
(abq/fat)