Pentul Melikan, Strategi Polisi Ngawi Tekan Jumlah Stunting

Pentul Melikan, Strategi Polisi Ngawi Tekan Jumlah Stunting

Sugeng Harianto - detikJatim
Sabtu, 28 Jan 2023 22:02 WIB
Pentul Melikan, Cara Polisi Ngawi Tekan Jumlah Stunting
Kapolda Jatim di Ngawi (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Ngawi -

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan angka kasus stunting. Di Ngawi, polisi membuat Program Pentul Melikan. Terbukti mampu menurunkan angka kasus stunting.

Pentul Melikan merupakan program Polda Jatim yakni Penitipan Anak Asuh Stunting Melalui Anggota Polisi Turunkan Prevalensi di Ngawi. Program Pentul Melikan ini mampu menunjukkan hasil memuaskan, dengan menurunnya stunting yang sangat drastis.

"Alhamdulillah, Program Pentul Melikan Polda Jatim di Polres Ngawi, menunjukkan hasil sangat memuaskan, terbukti dengan menurunnya stunting yang sangat drastis," ujar Kapolda Jatim Irjenpol Toni Harmanto, kepada wartawan, Sabtu (28/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Toni menjelaskan, Polda Jatim berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting. Pencegahan dan penanganan stunting menjadi prioritas nasional guna mewujudkan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas.

"Kita berkolaborasi dengan Pemprov Jatim dan Pemkab untuk menekan stunting ini," papar Toni.

ADVERTISEMENT

Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputra menjelaskan angka penurunan stunting, kata Toni, dari angka 27 persen menjadi 16 persen gagal pertumbuhan pada anak.

Dalam menekan angka stunting, 250 personel Bhabinkamtibmas telah menjadi orang tua asuh anak yang gagal dalam pertumbuhan di Ngawi.

"Alhamdulillah sebelumnya turun 27 persen, kini kembali turun 16 persen. Ini signifikan berkat Program Pentul Melikan ini," ungkap Dwiasi.

"Intervensi seribu hari pertama kehidupan, sejak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun sebuah keharusan. Namun, upaya pencegahan dan penanganan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan semata tidak bisa dan harus kolaborasi," paparnya.

"Perlunya peran dari semua pihak di antaranya Polri, perguruan tinggi, media dan dunia usaha juga turut andil. Penanganan stunting haruslah holistik, integratif dan spasial (spesifik daerah). Inovasi mempercepat pencegahan stunting sejatinya harus diciptakan dan dikembangkan," imbuhnya.

Dwiasi menambahkan, kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mencegah stunting meliputi pemberian makanan tambahan bagi anak usia di bawah dua tahun atau baduta serta ibu hamil dengan kekurangan energi kronik.

"Pemberian makanan tambahan bagi Duta Pentul Melikan dilakukan selama 6 bulan dan untuk ibu hamil selama masa kehamilannya," tandasnya.




(abq/fat)


Hide Ads