Imlek di Kelenteng Sanggar Agung Surabaya: Lepas Burung dan Tabur Bunga

Imlek di Kelenteng Sanggar Agung Surabaya: Lepas Burung dan Tabur Bunga

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 22 Jan 2023 10:53 WIB
Etnis Tionghoa di Surabaya berbondong-bondong ke Kelenteng Sanggar Agung. Selain beribadah, ada juga yang melepas burung dan menabur bunga di laut.
Patung Dewi Kwan Im di Kelenteng Sanggar Agung Surabaya/Foto: Esti Widiyana/detikJatim
Surabaya -

Etnis Tionghoa di Surabaya berbondong-bondong ke Kelenteng Sanggar Agung. Selain beribadah, ada juga yang melepas burung dan menabur bunga di laut.

Pantauan detikJatim sejak pukul 08.30 WIB, Kelenteng Sanggar Agung di Kenjeran sudah ramai. Tak hanya umat Konghucu dari Surabaya yang merayakan Imlek di kelenteng tersebut. Tapi ada juga yang dari luar kota.

Etnis Tionghoa di Surabaya berbondong-bondong ke Kelenteng Sanggar Agung. Selain beribadah, ada juga yang melepas burung dan menabur bunga di laut.Tradisi melepas burung/Foto: Esti Widiyana/detikJatim

Seperti Eka Liana (22) asal Bali yang kuliah di Universitas Surabaya (Ubaya). Ia mengaku merayakan Imlek tanpa keluarga untuk pertama kalinya. Meski begitu ia tak merasa sedih, karena teman-temannya akan menyusul ke kelenteng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun pertama ibadah di Surabaya. Suasana Imlek beda sama di Bali. Di sini sendiri, ketemu orang baru, kalau di Bali lebih ramai. Tadi melepas burung," kata Eka kepada detikJatim, Minggu (22/1/2023).

Ketika melepas burung, ia berdoa dan berharap sesuatu yang baik untuk dirinya. Burung yang dilepas jumlahnya juga harus genap.

ADVERTISEMENT

"Melepas burung sambil berdoa. Saya melepas 10, sesuai umur atau keluarga juga boleh. Semoga tahun baru kali ini sehat, banyak berkah, banyak rezeki, dilancarkan segala hal," ujarnya.

Begitu juga dengan Yarto, warga Surabaya. Ia mengaku selalu merayakan Imlek dengan ibadah dan melepas burung di Kelenteng Sanggar Agung Kenjeran. Dengan pelepasan burung, berarti juga tidak boleh makan burung.


"Setiap tahun di sini. Melepas burung itu tradisi Fang Sheng, supaya memberikan kebebasan. Ndak boleh makan burung, kecuali ayam. Harapannya harus lebih maju, apa pun yang terjadi," terangnya.

Kelenteng Sanggar Agung berdiri pada 1999. Ciri khas dari kelenteng ini yakni Patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter yang berada di tepi laut.

Kelenteng Sanggar Agung tak hanya menjadi tempat ibadah. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, bisa datang pukul 09.00-17.00 WIB.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads