Pedagang di Alun-alun Kota Blitar direlokasi hari ini. Namun, relokasi tersebut memicu masalah. Lokasi baru yang ditempati PKL itu bau kotoran burung, sejumlah pedagang juga protes karena tak mendapatkan gerobak.
Sekda Kota Blitar Priyo Suhartono tak menampik soal bau kotoran burung. Priyo mengaku pemkot tak bisa berbuat banyak. Mereka tak bisa mengusir atau menghilangkan sarang burung kuntul di pohon-pohon sekitar alun-alun.
"Iya memang bau-bau itu masih ada, kita tidak boleh bunuh burung itu. Cukup diusir secara halus pakai suara berisik gitu, nanti mereka pergi. Tapi ya tidak sepenuhnya," katanya, Kamis (5/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Priyo hanya bisa menjanjikan bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan akan membersihkan kotoran burung kuntul itu seminggu sekali. Termasuk di area gerobak PKL, tenda pedagang, dan jalanan sekitar alun-alun.
Sementara itu, terkait dengan protes pembagian gerobak PKL yang tak merata, Kepala Disperindag Kota Blitar Hakim Sisworo mengaku telah mengajak diskusi 12 PKL. Pihaknya juga sudah memberikan solusi terkait pengadaan gerobak kontainer susulan.
"Sudah kami ajak diskusi nanti dianggarkan lagi di PAK. Jumlahnya sesuai dengan yang belum dapat gerobak itu, 12 unit," katanya saat dikonfirmasi detikJatim melalui telepon, Kamis (5/1/2023).
Hakim menjelaskan 12 PKL itu belum mendapatkan gerobak karena memang tidak aktif saat pendataan pedagang sebelum relokasi. Sehingga, pihaknya mengutamakan pedagang yang saat itu aktif berjualan.
"Yang jelas akan kami akan berikan gerobak yang sama. Sambil kami lihat mereka jualan lagi apa tidak," imbuhnya.
Hakim juga mengatakan akan menindak tegas PKL yang ketahuan menyewakan gerobak jualannya ke pihak lain. Pihaknya tidak segan mencabut kepemilikan gerobak PKL itu.
"Kalau disewakan ke orang lain akan kami cabut. Itu khusus untuk PKL yang dari sisi utara Alun-alun Kota Blitar, tidak untuk yang lain," tukasnya.
Total ada 35 PKL yang direlokasi dari sisi utara alun-alun ke sisi timur. 20 pedagang makanan mendapatkan gerobak kontainer baru dari pemkot. Sedangkan 15 penjual mainan disiapkan tenda.
Sebelumnya, relokasi itu diprotes oleh beberapa PKL. Mereka protes karena tak mendapatkan lapak atau gerobak kontainer untuk berjualan di lokasi baru.
Salah seorang PKL, Toni mengaku kecewa dengan keputusan Pemkot Blitar terkait penataan PKL yang baru. Ada beberapa pedagang yang tidak mendapatkan gerobak kontainer.
"Ada 12 pedagang yang tidak dapat gerobak kontainer itu untuk jualan. Katanya kami jarang berjualan. Padahal kami selalu jualan tidak pernah libur," katanya pada detikJatim.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
(fat/dte)